ABSTRAK Fitra Hartanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Fitra Hartanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Fitra Hartanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fitra Hartanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fitra Hartanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fitra Hartanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fitra Hartanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Fitra Hartanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Fitra Hartanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
2023 TA PP FITRA HARTANTO 1 - BAB 8.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
2023 TA PP FITRA HARTANTO 1 - BAB 9.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fitra Hartanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Simpang Padalarang merupakan simpang sebidang yang mempertemukan arus
lalu lintas dari 4 arah, yaitu Jalan Nasional Bandung, Cianjur, Akses Tol
Purbaleunyi, dan Akses Jalan Kota Baru Parahyangan (KBP). Selain itu, terdapat
pula arus lalu lintas dari dan menuju Kota Purwakarta yang berada pada sisi Utara
di dekat Simpang Padalarang ini. Hal tersebut menyebabkan banyaknya titik
konflik lalu lintas yang terjadi pada daerah persimpangan.
Melihat hal tersebut, telah dilakukan rekayasa lalu lintas berupa pengaturan belok
ke kanan dari semua arah ditiadakan dan tidak melalui simpang. Dari rekayasa
tersebut, dilakukan analisis simpang eksisting untuk mendapatkan kinerja
simpang berupa derajat kejenuhan, panjang antrian, tundaan, dan LoS. Hasil
analisis simpang eksisting menunjukkan kinerja yang masih buruk. Hal ini
ditandai dengan tundaan rata-rata simpang sebesar 35,431 det/smp dengan tingkat
LoS D. Untuk itu, dilakukan beberapa rekomendasi manajemen lalu lintas untuk
memperbaiki kinerja simpang eksisting. Adapun rekomendasi yang dilakukan
adalah analisis forecast kinerja simpang eksisting, skenario 1 berupa pelebaran
pendekat, dan skenario 2 berupa pembangunan flyover. Analisis ini dilakukan
dalam periode 5 tahunan yaitu 2021 – 2025. Dari 3 rekomendasi tersebut,
didapatkan bahwa kinerja terbaik dihasilkan dari kinerja skenario 2 berupa
pembangunan flyover dengan hasil kinerja pada tahun 2025 yaitu derajat
kejenuhan sebesar 0,824, tundaan rata-rata sebesar 13,650 det/smp, dan LoS B. Untuk merealisasikan pembangunan Flyover Padalarang, perlu dilakukan proses
perancangan yang baik dan detail. Dari hasil perancangan geometrik jalan,
Flyover Padalarang terdiri dari segmen bentang elevated sepanjang 195,262 m
dan abutment sepanjang 106,707 m sehingga total keseluruhan panjang flyover
adalah 301,969 m. Untuk bentang elevated, segmen ini terdiri dari 6 bentang dan
5 pilar dengan jarak masing-masing antar pilar sebesar 30, 30, 30, 35, 30, dan 30
m. Sedangkan untuk abutment, segmen ini terdiri dari abutment 1 (A1) dengan
panjang 75,128 m dan abutment 2 (A2) dengan panjang 31,579 m. Selain itu, juga
dihasilkan jalan bertipe 4/2 D dengan kecepatan rencana 40 km/jam. Tikungan
horizontal didesain sebanyak 2 PI dengan tipe SCS. Tikungan vertikal didesain
sebanyak 5 PVI, terdiri dari 3 lengkung vertikal cembung dan 2 lengkung vertikal
cekung.
Pada perancangan perkerasan jalan, jenis perkerasan jalan yang digunakan untuk
segmen nonbentang elevated adalah perkerasan lentur dengan tebal AC-WC 50
mm, AC-BC 60 mm, AC-Base 220 mm, CTB 150 mm, dan Fondasi Agregat
Kelas A 150 mm. Sedangkan untuk segmen bentang elevated, digunakan
perkerasan lentur mengikuti lapisan permukaan pada segmen nonbentang elevated
dengan tebal AC-WC 50 mm dan AC-BC 60 mm. Selain itu, juga dilakukan
pengecekan kapasitas perkerasan jalan terhadap retak lelah (fatigue) dan
deformasi permanen (rutting). Dari pengecekan tersebut, didapatkan nilai
persentase beban CESA5 terhadap kapasitas fatigue sebesar 57,749% dan nilai
persentase beban CESA5 terhadap kapasitas rutting sebesar 43,625%.
Pada perancangan fasilitas jalan, digunakan marka jalan berupa marka membujur
(garis utuh dan garis putus-putus) sebagai pembatas lajur lalu lintas dan marka
kewaspadaan dengan efek kejut berupa pita penggaduh (rumble strip) sebagai
pengaman jalan dalam mengurangi kecepatan. Selain itu, juga dirancang rambu
jalan terdiri dari 6 rambu peringatan, 9 rambu larangan, 1 rambu perintah, dan 3
rambu petunjuk. Rambu peringatan berguna untuk memberikan peringatan
terhadap tikungan dan objek rintangan. Rambu larangan berguna untuk memberi
informasi larangan masuk kendaraan tertentu, batas kecepatan, berhenti, belok
kanan, dan parker. Terakhir, rambu petunjuk berguna untuk memberikan
informasi pengaturan lalu lintas dan pendahulu jurusan yang ingin dituju. Pada perancangan manajemen konstruksi, pekerjaan yang ditinjau pada proyek
Flyover Padalarang bidang Rekayasa Transportasi meliputi meliputi pekerjaan
persiapan tanah dasar, fondasi agregat, CTB, perkerasan lentur, concrete barrier,
marka jalan, dan rambu jalan. Estimasi biaya konstruksi yang diperlukan untuk
item pekerjaan bidang Rekayasa Transportasi adalah sebesar Rp
12.715.031.430,33 dengan durasi pekerjaan selama 41 hari (???? 2 bulan).