digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ainur Subhan Firdaus
PUBLIC Alice Diniarti

Aktivitas manusia di Kota Bandung yang tinggi seperti perdagangan, perkebunan, dan peternakan dapat mendorong penyebaran spesies asing. Burung menjadi spesies yang banyak diintroduksi manusia. Catatan hingga tahun 2003 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 1400 usaha untuk mengintroduksi 400 spesies burung di seluruh dunia. Spesies introduksi tersebut dapat menyebar dan menjadi invasif sehingga merugikan keanekaragaman hayati lokal, kesehatan manusia dan ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk menginventarisasi spesies burung asing invasif di Taman Ganesha (TG), Taman Balai Kota (TB) dan Taman Tegalega (TT) Kota Bandung. Pengamatan burung dilakukan dengan metode fixed-radius point count selama dua jam dengan interval 20 menit di pagi dan sore hari (empat kali pengulangan). Selain itu, survei di Pasar Burung Sukahaji Bandung dilakukan untuk mengetahui spesies burung yang diperdagangkan. Burung yang ditemukan, diidentifikasi menggunakan buku Mackinnon (2010) dan data perjumpaan burung di setiap taman digambarkan dalam species time curve. Status keinvasifan burung yang ditemukan, diklarifikasi melalui Global Invasive Species Database (GISD), situs Commonwealth Agricultural Bureaux International (CABI), dan situs Avibase. Informasi pola distribusi dan area persebaran alaminya diperoleh dari database Clements et al. (2021) dan database International Ornithological Committee (IOC). Sebanyak 24 spesies (18 famili) burung ditemukan di seluruh lokasi pengamatan. Pycnonotus aurigaster (595 individu), Megalaima haemacephala (513 individu), Collocalia linchi (428 individu), Psittacula alexandrii (255 individu), dan Passer montanus (90 individu) merupakan burung dengan kelimpahan tinggi di semua lokasi pengamatan. Berdasarkan feeding guild-nya burung-burung yang ditemukan didominasi oleh insectivore-frugivore (50,08%), insectivore (26,17%), dan frugivore-granivore (16,53%). Terdapat dua spesies burung yang terklarifikasi sebagai burung asing invasif yaitu merpati batu (Columba livia, 70 individu di TT) dan kerak ungu (Acridotheres tristis, 9 individu di TT). Kedua burung asing invasif ini merupakan hewan peliharaan yang diperjualbelikan di pasar burung dekat dengan Taman Tegalega. Survey dari pasar burung menemukan lima spesies asing yang diperjualbelikan yaitu Nymphicus hollandicus, Agapornis sp., Columba livia, Acridotheres tristis, dan Serinus canaria. Keberadaan spesies asing invasif di Kota Bandung ini perlu kontrol agar populasinya tidak semakin meningkat dan penyebarannya tidak meluas.