digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

SUFIANA SOLIHAT.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Pada beberapa tahun mendatang diperkirakan akan terjadi peningkatan kebutuhan listrik yang cukup besar di wilayah Indonesia di Kalimantan terkait dengan perkembangan kawasan industri smelter dan rencana pemindahan IKN. Pengembangan industri dan keberadaan IKN di suatu wilayah dapat memicu terjadinya pertumbuhan pada sektor lain. Jika penyediaan kebutuhan listrik masih berasal dari pembangkit konvensional yang ada saat ini, maka dapat dipastikan emisi gas rumah kaca akan bertambah semakin banyak hingga akhir periode studi. Hal ini juga akan berdampak pada emisi pencemaran udara dari sektor pembangkit listrik, yang jumlahnya akan semakin besar. Hal ini dapat menurunkan kualitas udara, sehingga akan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan simulasi perencanaan suplai energi listrik dan implikasinya pada penurunan emisi melalui introduksi energi nuklir dan bauran energi baru terbarukan lain. Metode sistem dinamik digunakan untuk menganalisis proses evolusi dinamis dari sistem kebutuhan dan pasokan listrik yang cukup kompleks. Komposisi bauran energi listrik dari berbagai jenis pembangkit menjadi faktor penting yang menentukan besarnya emisi yang dihasilkan sektor pembangkit. Hasil simulasi model dinamik pada kondisi pertumbuhan kebutuhan listrik konservatif (baseline 2020) menunjukkan bahwa jika dilakukan upaya penurunan emisi dan introduksi nuklir dalam rencana pengembangan pembangkit listrik, maka diperkirakan akan terjadi penurunan emisi CO2 sebesar 193,8 ribu ton (3%) per tahun, dengan total emisi CO2 di kelima Provinsi di Kalimantan pada tahun 2060 hanya sekitar 11% dari total emisi CO2. Sedangkan hasil simulasi model dinamik pada kondisi pertumbuhan industri ekspansif dan adanya IKN (intervensi), diperkirakan akan terjadi penurunan emisi CO2 sebesar 143,6 ribu ton (3%) per tahun, dengan total emisi CO2 hanya sekitar 9% dari total emisi CO2 tanpa dilakukannya upaya penurunan emisi. Sebagai manfaat tambahan dari penelitian ini, dihitung juga penurunan emisi pencemar udara dari sektor pembangkit listrik, yaitu parameter SO2, NOx, CO, PM10, dan PM2,5. Hasil simulasi sistem dinamik menunjukkan bahwa total beban emisi SO2 dan NOx dari bauran energi listrik yang mengintroduksikan energi nuklir dan EBT lain hanya berkisar 4-8% dibandingkan total emisi SO2 dan NOx tanpa adanya upaya penurunan emisi. Sedangkan parameter pencemar udara lain seperti CO, PM10, dan PM2.5, total beban emisi yang dihasilkan erkisar 12-23% dari total emisi tanpa adanya upaya penurunan emisi dari sektor pembangkit. Manfaat tambahan ini berpotensi memberikan dampak positif terhadap penurunan resiko kesehatan, sehingga angka harapan hidup penduduk di wilayah Kalimantan dapat meningkat. Manfaat tambahan lainnya dapat berkaitan dengan potensi pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan, karena para pekerja/pelajar lebih sehat dan lebih produktif dalam bekerja, serta minim absen karena sakit.