SUFIANA SOLIHAT.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi COVER SUFIANA SOLIHAT
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi BAB I SUFIANA SOLIHAT
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi BAB II SUFIANA SOLIHAT
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi BAB III SUFIANA SOLIHAT
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi BAB IV SUFIANA SOLIHAT
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi BAB V SUFIANA SOLIHAT
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi DAFTAR PUSTAKA SUFIANA SOLIHAT
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi
Pada beberapa tahun mendatang diperkirakan akan terjadi peningkatan kebutuhan
listrik yang cukup besar di wilayah Indonesia di Kalimantan terkait dengan
perkembangan kawasan industri smelter dan rencana pemindahan IKN.
Pengembangan industri dan keberadaan IKN di suatu wilayah dapat memicu
terjadinya pertumbuhan pada sektor lain. Jika penyediaan kebutuhan listrik masih
berasal dari pembangkit konvensional yang ada saat ini, maka dapat dipastikan
emisi gas rumah kaca akan bertambah semakin banyak hingga akhir periode studi.
Hal ini juga akan berdampak pada emisi pencemaran udara dari sektor pembangkit
listrik, yang jumlahnya akan semakin besar. Hal ini dapat menurunkan kualitas
udara, sehingga akan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Pada
penelitian ini dilakukan simulasi perencanaan suplai energi listrik dan implikasinya
pada penurunan emisi melalui introduksi energi nuklir dan bauran energi baru
terbarukan lain. Metode sistem dinamik digunakan untuk menganalisis proses
evolusi dinamis dari sistem kebutuhan dan pasokan listrik yang cukup kompleks.
Komposisi bauran energi listrik dari berbagai jenis pembangkit menjadi faktor
penting yang menentukan besarnya emisi yang dihasilkan sektor pembangkit. Hasil
simulasi model dinamik pada kondisi pertumbuhan kebutuhan listrik konservatif
(baseline 2020) menunjukkan bahwa jika dilakukan upaya penurunan emisi dan
introduksi nuklir dalam rencana pengembangan pembangkit listrik, maka
diperkirakan akan terjadi penurunan emisi CO2 sebesar 193,8 ribu ton (3%) per
tahun, dengan total emisi CO2 di kelima Provinsi di Kalimantan pada tahun 2060
hanya sekitar 11% dari total emisi CO2. Sedangkan hasil simulasi model dinamik
pada kondisi pertumbuhan industri ekspansif dan adanya IKN (intervensi),
diperkirakan akan terjadi penurunan emisi CO2 sebesar 143,6 ribu ton (3%) per
tahun, dengan total emisi CO2 hanya sekitar 9% dari total emisi CO2 tanpa
dilakukannya upaya penurunan emisi. Sebagai manfaat tambahan dari penelitian
ini, dihitung juga penurunan emisi pencemar udara dari sektor pembangkit listrik,
yaitu parameter SO2, NOx, CO, PM10, dan PM2,5. Hasil simulasi sistem dinamik
menunjukkan bahwa total beban emisi SO2 dan NOx dari bauran energi listrik yang
mengintroduksikan energi nuklir dan EBT lain hanya berkisar 4-8% dibandingkan
total emisi SO2 dan NOx tanpa adanya upaya penurunan emisi. Sedangkan
parameter pencemar udara lain seperti CO, PM10, dan PM2.5, total beban emisi yang
dihasilkan erkisar 12-23% dari total emisi tanpa adanya upaya penurunan emisi dari
sektor pembangkit. Manfaat tambahan ini berpotensi memberikan dampak positif terhadap penurunan resiko kesehatan, sehingga angka harapan hidup penduduk di
wilayah Kalimantan dapat meningkat. Manfaat tambahan lainnya dapat berkaitan
dengan potensi pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan, karena para
pekerja/pelajar lebih sehat dan lebih produktif dalam bekerja, serta minim absen
karena sakit.