digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Muhammad Norman Nurhakim
PUBLIC Latifa Noor

BAB1 Muhammad Norman Nurhakim
PUBLIC Latifa Noor

BAB2 Muhammad Norman Nurhakim
PUBLIC Latifa Noor

BAB3 Muhammad Norman Nurhakim
PUBLIC Latifa Noor

BAB4 Muhammad Norman Nurhakim
PUBLIC Latifa Noor

BAB5 Muhammad Norman Nurhakim
PUBLIC Latifa Noor


Ion Cu(II) secara spektrofotometri dapat ditentukan dengan 4-(2-pyridylazo)resorcinol (PAR) dengan adanya EDTA. Absorpsi yang dihasilkan dari kompleks (merah) Cu-PAR akan dideteksi oleh spektrofotometer dan menghasilkan sinyal yang menunjukan jumlah ion Cu(II). Siklik FIA dilakukan dengan memanfaatkan tetapan kestabilan kompleks Cu-EDTA (log K=18,8) yang memiliki nilai lebih besar dibanding tetapan kompleks Cu-PAR (log K=14,8). Dengan demikian, kompleks Cu-PAR yang telah melewati sel FIA akan kembali ke dalam reservoar dan terjadi pertukaran ligan Cu-PAR menjadi Cu-EDTA. Ligan PAR yang bebas dapat digunakan kembali sebagai pengkompleks dalam penentuan jumlah ion Cu(II) selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem FIA siklik yang dapat digunakan berulang kali dalam menentukan jumlah ion logam. Dengan digunakannya sistem FIA siklik ini maka penggunaan reagen dapat dikurangi, biaya operasi dapat diperkecil, dan waktu pengukuran dapat dipersingkat