ABSTRAK Rahmah Hamidah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Rahmah Hamidah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Rahmah Hamidah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Rahmah Hamidah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Rahmah Hamidah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Rahmah Hamidah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Rahmah Hamidah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Rahmah Hamidah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Untuk menjamin kualitas jagung yang sampai ke tangan konsumen, jagung harus
ditangani dengan benar selama dan pascapanen, termasuk proses pengeringan, pendinginan,
dan penyimpanan. Mobile Corn Dryer (MCD) adalah sebuah inovasi untuk membantu petani
dan beroperasi dengan pertama mengeringkan butiran jagung dengan udara bertemperatur
tinggi sehingga kadar air menurun, kemudian mendinginkan butiran jagung di dalam sistem
pendingin. Penelitian ini berfokus pada analisis karakteristik pendinginan jagung pada
sistem pendingin, dengan melakukan analisis Computational Fluid Dynamics (CFD).
Analisis CFD terdiri dari pemodelan domain simulasi, pembuatan mesh, pengaturan,
simulasi, pemeriksaan konvergensi, studi independensi mesh, dan terakhir analisis hasil.
Simulasi dilakukan pada laju aliran massa butiran jagung 1,5, 3,25 dan 5 ton/jam, dan untuk
setiap laju aliran massa, pada ketebalan yang berbeda yaitu 1, 2, 3 dan 4 cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aliran fluida di dalam saluran pendingin
dipengaruhi oleh bentuk saluran pendingin. Selain itu, adanya butiran jagung menyebabkan
hambatan pada aliran dan peningkatan ketebalan butiran jagung ini menghasilkan laju aliran
massa udara yang semakin rendah dan kehilangan tekanan yang semakin besar. Laju aliran
massa yang semakin rendah mengakibatkan perpindahan panas yang semakin rendah dari
butiran jagung ke udara. Meningkatnya waktu tinggal dalam sistem pendingin
memungkinkan perpindahan panas yang semakin besar dari butiran jagung ke udara,
sehingga temperatur keluar butiran jagung semakin rendah. Selain itu, dengan semakin
bertambahnya waktu tinggal dalam sistem pendingin, ketebalan butiran jagung semakin
tidak berpengaruh pada temperatur butiran jagung yang keluar dari sistem pendingin.