digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER TIFFENNY RESTI KANISHA.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

BAB II TIN-PUS.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

BAB III METODOLOGI.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

BAB IV GAMBARAN LOKASI.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

PUSTAKA Tiffenny Resti Kanisha
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Diare merupakan penyakit endemis yang berpotensi menimbulkan fenomena Kejadian Luar Biasa (KLB) dan menjadi penyumbang angka kematian terbesar di Indonesia, terutama pada balita. Ketersediaan infrastruktur Water Supply, Sanitation, and Hygiene (WASH) yang mendukung penyediaan air, sanitasi, serta perilaku higiene berperan untuk menurunkan beban penyakit, termasuk diare. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau hubungan dan pengaruh faktor ketersediaan air, sanitasi, serta perilaku higiene skala rumah tangga dengan kejadian diare balita. Variabel-variabel independen terlingkup dalam kriteria sosio-ekonomi dan demografi, perilaku ibu/pengasuh, serta WASH (modifikasi indikator program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat/STBM). Adapun variabelvariabel independen meliputi kejadian diare balita dengan riwayat ?3 dan >3 episode (potensi indikasi stunting) dalam setahun. Data primer diambil melalui observasi lapangan dan wawancara pada Kecamatan Astana Anyar, Bandung Kulon, dan Buah Batu dengan sampel sejumlah 170 ibu/pengasuh. Analisis data menggunakan metode statistika deskriptif, bivariat chi-square, dan multivariat regresi logistik dengan 95% Confidence Level (CL). Tercatat 1 dari 3 balita mengalami diare ?3 episode dan 1 dari 17 balita mengalami diare dengan frekuensi >3 episode pada tahun 2022. Odds Ratio (OR) merupakan parameter untuk mengkuantifikasi risiko diare. Terdapat hubungan yang signifikan pada variabel pengguna sumur/mata air tak terlindungi (r=0,164; p=0,033), keterjangkauan fasilitas CTPS (r=-0,190; p=0,013), dan media mengeringkan tangan (r=-0,154; p=0,045) terhadap kejadian diare balita dengan riwayat ?3 episode dalam setahun. Tidak ada variabel independen yang berhubungan signifikan dengan kejadian diare >3 episode. Penerapan mixed feedings (OR=11,169; p=0,001), dan keterjangkauan fasilitas CTPS (OR=0,076; p=0,009) merupakan faktor-faktor risiko diare ?3 episode. Adapun variabel jumlah balita (OR=13,589; p=0,005) dan penyimpanan air minum (OR=0,022; p=0,006) merupakan faktor-faktor penentu risiko diare >3 episode. Pemberian ASI eksklusif selama 24 bulan pertama pada anak, akses fasilitas cuci tangan yang terjangkau saat waktuwaktu kritis, mempertimbangkan jumlah balita dalam keluarga, serta penyimpanan air minum yang aman adalah tindakan-tindakan pencegahan diare balita yang paling efisien dengan penurunan risiko sebesar 84% (?3 episode) dan 96,5% (>3 episode).