digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rizqie Nurul Azizah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia memiliki berbagai industri yang dapat menghasilkan logam berat seperti limbah industri pengrajin perk yang dapat menghasilkan konsentrasi logam berat tembaga (Cu) 84 ppm yang jauh melebihi keputusan Menteri Lingkungan Hidup yaitu maksimum 2 ppm. Metode adsorpsi merupakan salah satu cara untuk mengurangi konsentrasi logam berat pada limbah. Karagenan, hidrotalsit dan Layered Double Hydroxides (LDH) MgAl dapat digunakan sebagai adsorben karagenan dengan modifikasi melalui pencampuran dengan hidrotalsit dan LDH MgAl untuk aplikasi penyerapan ion logam berat tembaga (Cu). Adsorben dibuat dengan variasi konsentrasi hidrotalsit dan LDH MgAl (w/v)% 0.05, 0.075, dan 0.1 dan variasi konsentrasi karagenan (w/v)% 0.8 dan 1.3, menggunakan metode freeze thaw dan freeze dry. Evaluasi morfologi permukaan, struktur, dan gugus fungsi dilakukan menggunakan Sscanning Electron Microsope (SEM), X-Ray Diffraction (XRD), dan Fourier Transform Infrared Spetroscopy (FTIR). Uji penyerapan logam berat Cu menggunakan adsorben karagenan, hidrotalsit, dan karagenan termodifikasi hidrotalsit dan LDH MgAl dilakukan melalui pengukuran perubahan konsentrasi logam berat Cu menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Adsorben karagenan termodifikasi LDH MgAl memiliki nilai kapasitas adsorpsi yang lebih besar dibandingkan dengan karagenan termodifikasi hidrotalsit. Adsorben dengan konsentrasi karagenan 1.3% dan LDH MgAl 0.1% memiliki nilai kapasitas adsorpsi terbesar yaitu 36 mg/g. Peningkatan konsentrasi karagenan dari 0.8% menjadi 1.3% dapat meningkatkan efisiensi penyerapan dan kapasitas adsorpsi. Peningkatan konsentrasi hidrotalsit dari 0.05% menjadi 0.1% tidak berpengaruh signifikan. Peningkatan konsentrasi LDH MgAl dari 0.05% menjadi 0.1% pada karagenan 1.3% dapat meningkatkan nilai efisiensi penyerapan dan kapasitas adsorpsi secara signifikan.