digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sedimentasi adalah salah satu permasalahan yang selalu timbul pada beberapa sungai umumnya di Indonesia dan khususnya pada Sungai Tondano Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Sungai Tondano adalah salah satu sungai besar yang melintas di Kota Manado yang menjadi salah satu sungai yang memiliki kontribusi besar dalam hal dampak banjir. Sungai tersebut juga dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis angkutan sedimen dan perubahan elevasi dasar sungai yang terjadi dalam kurun waktu 1, 6 dan 10 tahun menggunakan debit harian akibat sedimentasi (Skenario 1). Serta menganalisis perubahan elevasi dasar sungai pada kondisi banjir kala ulang Q2, Q5 dan Q25 (Skenario 2). Analisis sedimentasi dilakukan menggunakan aplikasi HEC-RAS 6.1 dengan metode Meyer Peter Muller. Lokasi kajian berada pada wilayah perkotaan sepanjang 7,2 km dari muara, data topografi yang digunakan adalah topografi tahun 2016, untuk simulasi sedimen dalam waktu 6 tahun sekaligus sebagai kalibrasi dengan topografi 2022 dan verifikasi dengan kondisi lapangan saat ini. Hasil simulasi menunjukkan bahwa Sungai Tondano mengalami perubahan elevasi dasar sungai yang cukup signifikan. Dalam periode waktu 1 tahun terdapat volume angkutan sedimen sebesar 37.765,56 m3, periode 6 tahun angkutan sedimen sebesar 83.087,49 m3 dengan ketebalan sedimentasi rata-rata sebesar 0,891 m dan diperkirakan sebesar 0,130 s.d 0,140 m per tahun, kondisi tersebut jika diverifikasi dengan penampang Sungai Tondano saat ini mengalami pendangkalan dan menyebabkan berkurangnya kapasitas sungai dalam mengalirkan debit banjir. Perubahan elevasi dasar sungai tersebut juga menyebabkan terjadinya kenaikan elevasi muka air normal setinggi 1,00 s.d. 1,20 m. Sedangkan pada periode 10 tahun diperoleh angkutan sedimen sebesar 190.301,09 m3. Kemudian untuk skenario 2 dilakukan analisis perubahan dasar sungai pada kondisi banjir Q5 dengan hasil cenderung terjadi erosi di bagian hulu dan tengah sungai sekitar 3 – 8 cm dan terjadi sedimentasi selama periode banjir tersebut sebesar 2.738,72 m3. Sedangkan pada kondisi banjir Q25 cenderung terjadi erosi di bagian hulu dan tengah sungai sekitar 5 – 12 cm. Kemudian terjadi sedimentasi selama periode banjir tersebut sebesar 3.238,43 m3.