Kali Jeroan merupakan anak Sungai Madiun yang terletak di Kabupaten Madiun.
Permasalah yang terjadi pada Kali Jeroan yaitu banjir terjadi hampir setiap tahun.
Beberapa penyebab banjir diantaranya akibat curah hujan tinggi, pengaruh full
bank capacity, perubahan tata guna lahan serta adanya backwater (air balik) dari
Kali Madiun. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penyebab banjir serta
pengendalian banjir dan morfologi sungai guna mengevaluasi serta melengkapi
studi pengendalian banjir yang dilakukan pada 2018.
Pendekatan hidrologi dan hidraulika dilakukan menggunakan program HEC-HMS
4.10 dan HEC-RAS 6.1. Luas DAS Jeroan seluas ±620 km2 dengan Panjang
sungai utama sepanjang ±36 km. Pemodelan DAS Jeroan dibagi menjadi 5
Subdas yaitu Subdas Jeroan Hulu, Subdas Mejayan, Subdas Klitik, Subdas Piring-
Sono dan Subdas Muneng. Kalibrasi dilakukan sebanyak 4 kali yaitu kalibrasi
hidrologi, kalibrasi manning, kalibrasi hasil model dan kalibrasi perubahan dasar
saluran.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan penyebab banjir diantaranya terjadi
peningkatan R25 sebesar 17% pada sta Gemarang, 13% pada sta Saradan dan 12%
pada sta Muneng. Backwater hanya terjadi ketika TMA Kali Madiun tertinggi dan
tidak terjadi ketika TMA Kali Madiun rata-rata harian. Pengaruh backwater Kali
Madiun menambah tinggi muka air Kali Jeroan sebesar 0.85-1.65 meter (pada
cross terkritis) dengan panjang pengaruh hingga ±15 km dari hilir. Perubahan tata
guna lahan meningkatkan debit banjir rencana sebesar 4%. Didapatkan Q25
masing-masing subdas sebesar 322.2 m3/s pada Subdas Jeroan Hulu, 344.9 m3/s
pada Subdas Mejayan, 96.1 m3/s pada Subdas Klitik, 223.8 m3/s pada Subdas
Piring-Sono, dan 149.4 m3/s pada Subdas Muneng. Dari debit banjir rencana saat
ini dilakukan evaluasi terhadap perencanaan hasil studi 2018, didapatkan bahwa
hasil perencanaan 2018 dapat mengatasi 49% limpasan dari yang awalnya dapat
menangani 100%. Kali Jeroan cenderung mengalami degradasi dasar saluran
dengan degradasi sebesar 149,646 ton/tahun dan agradasi sebesar 121,145
ton/tahun. Degradasai terbesar terjadi pada sta J-610 sebesar 1,2 m/tahun.
Penambahan 2 groundsill di hulu dan di hilir jembatan pada J-177 dapat
mengatasi degradasi pada Kali Jeroan.