digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bintang Prakoso
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER Bintang Prakoso
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Bintang Prakoso
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Bintang Prakoso
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Bintang Prakoso
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Bintang Prakoso
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Bintang Prakoso
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Bintang Prakoso
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

Suhu Permukaan Laut (SPL) adalah salah satu indikator penting yang mampu menjaga kestabilan kehidupan bawah laut dan juga iklim bumi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengkaji tren serta variabilitas tahunan dan antar tahunan SPL di perairan Indonesia pada periode 2001 – 2020. Pada penelitian ini digunakan data dari Copernicus (https://marine.copernicus.eu/) yang merupakan data SPL harian sepanjang 20 tahun dari Januari 2001 sampai Desember 2020. Hasil verifikasi SPL data Copernicus dengan data observasi NOAA pada dua stasiun penelitian cukup baik ditunjukkan dengan nilai korelasi 0,93 pada Samudra Hindia dan 0,83 pada Samudra Pasifik. Nilai RMSE sebesar 0,29 pada Samudra Hindia dan 0,36 pada Samudra Pasifik. Begitupun dengan nilai bias yang kecil yaitu 0,08 pada Samudra Hindia dan 0,02 pada Samudra Pasifik. Variabilitas SPL di perairan Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh variasi semi tahunan, tahunan, dan antar tahunan. Dimana pada variasi semi tahunan dan tahunan terjadi karena adanya pengaruh dari angin muson. Sedangkan pada variasi antar tahunan disebabkan karena adanya pengaruh fenomena ENSO (El Niño-Southern Oscillation) dan juga IOD (Indian Ocean Dipole). Dalam variasi bulanan, peningkatan SPL terjadi di rentang bulan MAM dengan puncaknya pada bulan Juni dimana wilayah perairan Utara Papua memiliki SPL tertinggi mencapai 30,09°C. Sedangkan penurunan SPL terjadi pada rentang bulan JJA dengan mencapai nilai terendahnya di bulan Agustus. Dalam hal ini SPL terendah terjadi pada Laut Arafura dengan nilai mencapai 25,83°C. Perairan Indonesia mengalami peningkatan SPL sebesar 0,45°C/20 tahun. Nilai ini lebih tinggi dari peningkatan SPL global yaitu 0,07°C/dekade. Kenaikan SPL tertinggi terjadi di Selat Makassar dan Laut Cina Selatan dan kenaikan SPL terendah terjadi di Barat Sumatra bagian selatan. Secara umum, variasi antar tahunan SPL di perairan Indonesia menunjukkan pola yang beragam dengan nilai anomali yang bervariasi. Fenomena IOD (+) dan El – Niño akan memicu anomali negatif SPL di perairan Indonesia. Sementara itu fenomena IOD (-) dan La-Niña akan memicu anomali positif SPL di perairan Indonesia. Hubungan indeks ENSO dan IOD terhadap anomali SPL di perairan Indonesia menghasilkan nilai yang beragam pada masing – masing titik penelitian, dimana wilayah perairan Indonesia bagian timur memiliki keterkaitan lebih besar terhadap fenomena ENSO sedangkan pada wilayah perairan Indonesia bagian barat memiliki keterkaitan lebih besar terhadap fenomena IOD.