digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri 4.0 atau revolusi industri keempat pertama kali diperkenalkan di Jerman selama Hannover Messe (Pameran Dagang) pada tahun 2011, hal itu dinyatakan sebagai inisiatif strategis untuk mengubah industri manufaktur. Tiga faktor teknologi utama yang mendorong revolusi ini: konektivitas, kecerdasan, dan otomatisasi. Salah satu penerapan teknologi untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan mengaplikasikan konsep Cyber Physical System (CPS) yang merupakan bagian terpenting dari industri 4.0. Kendala yang dihadapi oleh perusahaan manufaktur kereta api di Indonesia saat ini adalah menciptakan produk dengan kualitas yang sangat baik. Kualitas produk yang dihasilkan sangat tergantung dari proses pengujian yang merupakan kegiatan penting dalam lini produksi. Saat ini, proses pemantauan pengujian produk akhir masih dilakukan secara manual terutama pemantauan terhadap aktivitas inspektur penguji sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk memastikan produk yang diproduksi sudah sesuai dengan standar keberterimaan. Keterlambatan proses pengujian produk akhir merupakan salah satu masalah yang perlu diatasi. Penyebab utama keterlambatan proses pengujian yaitu tidak adanya sistem pemantuan aktivitas pengujian, pencatatan proses masih manual dan pendistribusian pekerjaan yang tidak merata yang dapat mengakibatkan keterlambatan proses pengujian. Untuk mengatasi masalah tersebut, dalam penelitian ini akan dikembangkan suatu sistem informasi pemantauan aktivitas inspektur pengujian yang terdiri dari informasi kualifikasi dan jumlah inspektur yang dibutuhkan untuk tiap proses pengujian, target waktu penyelesaian pengujian, lokasi pengujian dan kebutuhan alat uji yang digunakan dalam proses pengujian. Hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan adalah kerangka kerja sistem informasi pemantauan aktivitas inspektur penguji sudah dikembangkan. Penerapan sistem ini dapat digunakan untuk mitigasi awal dalam proses pengujian agar sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat.