ABSTRAK HENRY OCTAVIANO.pdf
Terbatas  Asep Kusmana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Asep Kusmana
» Gedung UPT Perpustakaan
Sebagai ibukota dari Provinsi Sulawesi Tengah, Kota Palu merupakan
salah satu kota paling besar di provinsi tersebut. Namun terlepas dari posisinya
sebagai ibukota, berdasarkan data dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota
Palu, pelayanan penyediaan air minum Kota Palu berada di angka pada tahun 2020
adalah 21%, kondisi Perumda Air Minum Kota Palu tersebut masih masuk dalam
kategori “sakit”, sehingga diperlukan peningkatan lebih lanjut. Terdapat 3 instalasi
pengolahan air minum yang beroperasi yaitu Poboya (30 LPS), Kawatuna (20 LPS),
dan Watutela (10 LPS), angka tersebut masih jauh dari pemenuhan kebutuhan air
minum masyarakat Kota Palu sehingga direncanakan sebuah desain instalasi baru
memanfaatkan air baku dari Sungai Palu yang memiliki kuantitas memadai.
Terdapat tiga buah parameter kualitas air yang belum memenuhi syarat yaitu
parameter besi di angka 3,04 mg/L dan parameter coliform di angka 3 untuk E. Coli
dan 11 untuk Total Coli. Menggunakan bantuan tabel JICA dan SNI dibentuk
beberapa alternatif yang kemudian dibandingkan menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process. Alternatif terpilih terdiri dari unit bar screen, in-line koagulasi
dengan PAC, cascade aerator, clariflocculator, rapid sand filter, dan klorinasi.
Mempertimbangkan RISPAM Kota Palu yang telah disusun dan hasil proyeksi
kebutuhan air minum didesain IPA dengan kapasitas 450 LPS untuk periode 1 dan
900 LPS untuk periode 2. Biaya investasi atau CAPEX yang dibutuhkan untuk
membangun IPA tersebut untuk tahap 1 adalah sebesar Rp22,131,000,000 dan
untuk tahap 2 sebesar Rp 44,262,000,000. Sedangkan untuk biaya operasional atau
OPEX untuk IPA tersebut per tahun adalah sebesar Rp 5,668,972,232.92.