ABSTRAK Alexander Brian Prasetya
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Alexander Brian Prasetya
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Alexander Brian Prasetya
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Alexander Brian Prasetya
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Alexander Brian Prasetya
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Alexander Brian Prasetya
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Alexander Brian Prasetya
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB6 Alexander Brian Prasetya
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Alexander Brian Prasetya
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri busana memiliki peranan besar pada perekonomian Indonesia, dengan total
pendapatan hingga US$ 13,323 triliun di tahun 2021. Namun, kompleksitas pada
industri tersebut memunculkan kebutuhan kolaborasi dan kerjasama antar pelaku
rantai pasoknya. Salah satu solusinya adalah perusahaan fourth party logistics
(4PL), penyedia layanan manajemen rantai pasok terpadu bagi perusahaan. PT. A
adalah 4PL untuk pelaku industri UMKM industri busana di Indonesia. Saat ini,
terdapat permasalahan berupa keterlambatan waktu penyelesaian pesanan pada PT.
X, salah satu klien PT. A. Pada klien tersebut, penyelesaian pesanan memiliki
waktu penyelesaian lebih lama 75% dibandingkan tenggat waktunya.
Keterlambatan pesanan disebabkan dari penjadwalan produksi dan keterlambatan
pasokan bahan baku. Maka, diperlukan integrasi penyusunan jadwal produksi,
jadwal pemesanan bahan baku dan pemasok yang dapat diandalkan untuk
memenuhi kebutuhan kualitas, kuantitas, dan tenggat waktu pengiriman. Preferensi
pemasok dalam melakukan pengiriman dapat berbeda dengan jadwal produksi
manufaktur. Maka, diperlukan suatu mekanisme yang menjembatani perbedaan
preferensi tersebut. Sehingga, sebuah model optimasi multi-objektif yang
memadukan proses penjadwalan produksi, kedatangan bahan baku, dan pemilihan
pemasok dibangun. Pencarian solusi model dilakukan dengan memanfaatkan
algoritma Interactive Weighted Tchebycheff (IWT) dan algoritma forward filtering.
Algoritma dirancang untuk menghasilkan alternatif-alternatif solusi yang dapat
dipilih sesuai dengan preferensi pengambil keputusan saat proses negosiasi,
sehingga mengakomodasi aspek-aspek strategis atau subjektif yang sulit
dimodelkan secara matematis. Berdasarkan hasil pencarian solusi dan simulasi
proses negosiasi, model usulan mampu menghemat waktu produksi sekitar 43%-
56% dari kebijakan saat ini, serta memperhatikan preferensi setiap stakeholder yang
terlibat pada proses negosiasi. dalam menghasilkan alternatif solusi. Dalam situasi
nyata, algoritma mampu menghasilkan solusi optimum lokal dengan waktu
komputasi dibawah 60 menit.