Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruan semakin banyak digunakan oleh pemakai
untuk memprediksi sifat reservoir yang berlokasi jauh dari data sumur. Jika
dilakukan pada lapangan dengan jumlah sumur terbatas, maka keabsahan metode
yang tergantung dari kontrol data ini semakin tidak dapat dipercaya. Aplikasi
utama Jaringan Syaraf Tiruan dalam proses estimasi sifat reservoir adalah
meminimalkan galat, hal ini memungkinkan pengamatan empiris terhadap galat
akibat pengubahan parameter masukan daripada bahasan yang terlalu matematis.
Pengamatan galat dapat mengukur kinerja metode serupa dalam memprediksi sifat
reservoir. Tetapi validasi pada akhir estimasi seharusnya tidak hanya dilihat dari
angka statistik seperi galat dan koefisien korelasi saja, tetapi harus
mempertimbangkan penalaran geologi.
Penelitian ini menggunakan Jaringan Syaraf Probabilistik untuk memprediksi sifat
reservoir melalui data sintetik 3D. Rekonstruksi data sintetik 3D ini
meminimalkan ketidakpastian terutama dari ikatan data sumur dan bising sinyal
yang tidak diketahui, karena jika bias akibat ikatan sumur minimal maka sumber
ketidakpastian hanya berasal dari parameter dan data masukan, menjadikan proses
pengubahan data masukan dan penggunaan sumur bantu terhadap data sintetik
meningkatkan pemahaman atas sumber galat. Pengamatan atas perubahan galat
sebagai fungsi dari lokasi sumur mengindikasikan ketidakpastian prediksi atas
jarak sumur dan variasi stratigrafi yang berbeda dari data masukan serta
mengoreksi interpretasi koefisien korelasi tinggi yang sering dijadikan acuan.
Generalisasi heuristik dari uji validasi empiris penelitian ini meningkatkan hasil
estimasi terutama pada lapangan dengan jumlah sumur terbatas dan menghindari
kesalahan interpretasi yang bergantung pada koefisien korelasi, sekaligus
memfasilitasi pembuatan bermacam realisasi model sifat reservoir menggunakan
beberapa kelompok sumur bantu untuk menjelaskan sumber ketidakpastian
estimasi.