Batu bara merupakan bahan bakar fosil yang umum digunakan untuk pemenuhan
energi di berbagai sektor. Pembakaran batu bara mengemisikan gas rumah kaca
(GRK) dalam jumlah besar sehingga konsumsinya perlu dikurangi. Reduksi
konsumsi batu bara dapat dilakukan melalui proses pembakaran bersama batu bara
dengan bahan bakar alternatif seperti refuse-derived fuel (RDF) dan sekam padi.
Kajian mengenai emisi pembakaran bersama batu bara dengan RDF dan sekam padi
perlu dilakukan sebagai landasan dalam evaluasi dampak lingkungan dan
pengendaliannya. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan pengaruh
pencampuran bahan bakar batu bara dengan RDF dan sekam padi terhadap
karakteristik emisinya. Sampel bahan bakar yang digunakan terdiri dari batu bara,
campuran batu bara dengan RDF, serta campuran batu bara dengan sekam padi
dengan komposisi bahan bakar alternatif 0%, 5%, 10%, dan 15% massa. Parameter
yang ditinjau adalah komposisi black carbon pada fine particulate matter (PM2,5)
serta konsentrasi gas CO2, CO, NOx, dan SO2. Hasil studi menunjukkan bahwa
metode optik tidak akurat mengukur komposisi black carbon pada emisi dengan
konsentrasi partikulat yang tinggi. Co-firing dengan RDF menurunkan konsentrasi
NOx dan SO2. Co-firing dengan sekam padi menurunkan emisi SO2. Implementasi
co-firing batu bara dengan 10%-kalor sekam padi pada PLTU Suralaya Unit 1-4
dapat mereduksi emisi GRK sebesar 10,60%.