digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kuntadi 22005025.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

COVER Kuntadi 22005025.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 1 Kuntadi 22005025.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 2 Kuntadi 22005025.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 3 Kuntadi 22005025.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4 Kuntadi 22005025.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 5 Kuntadi 22005025.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

PUSTAKA Kuntadi Sutyarsa
PUBLIC Dedi Rosadi

LAMPIRAN Kuntadi 22005025.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Sub cekungan Barumun merupakan sub cekungan paling utara dari Cekungan Sumatra Tengah. Data seismik 3D dengan resolusi cukup tinggi yang ditembak tahun 2003 dan data sumur eksplorasi baru pada area seismik 3D sangat membantu pemahaman sistem pengendapan yang berkembang di Sub-cekungan Barumun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengendapan, penyebaran fasies serta untuk memahami karakter reservoir lapisan tipis batupasir pada Kelompok Pematang bagian atas dan Kelompok Sihapas bagian bawah. Metodologi utama dalam penelitian ini adalah memanfaatkan informasi dari data seismik 3D dari data amplitudo normal, juga dengan teknik ekstraksi atribut dan dekomposisi spektral untuk melihat pola-pola geometri yang berkembang di Sub- Cekungan Barumun. Data olahan tersebut saling dicocokkan untuk mendapatkan penafsiran yang komprehensif terutama mengenai lingkungan pengendapan dan penelusuran lapisan tipis reservoir batupasir. Data sumur yang ada dipergunakan untuk validasi hasil analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi ekstraksi atribut-atribut seismik dan dekomposisi sepektral berhasil digunakan untuk karakterisasi lapisan tipis reservoir batupasir pada Formasi Pematang 6200 dan Menggala 5900. Lingkungan pengendapan Pematang 6200 adalah endapan yang didominasi oleh endapan fluvial berupa sungai teranyam (braided meandering stream), sedangkan pada Formasi Menggala 5900 adalah endapan transisi laut sampai darat dengan endapan fluvial berupa meander, estuarin dan delta. Perbedaan lingkungan pengendapan dari Pematang ke Menggala dari non marin berubah menjadi marin mengindikasikan terjadi perubahan tatanan tektonik regional