Pemalsuan daging sapi dengan daging babi atau yang lainnya masih sering terjadi
di berbagai daerah di Indonesia, hal ini dilakukan untuk tujuan ekonomis. Produk
makanan yang tidak mencantumkan atau menyebutkan bahan yang digunakan pada
label produk akhir dianggap sebagai pemalsuan makanan. Penelitian tentang
deteksi pemalsuan untuk berbagai jenis daging atau turunannya telah banyak
dilakukan dengan berbagai metode. Namun, metode analisis yang telah
dikembangkan untuk tujuan tersebut tentu saja memiliki kekurangan dan kelebihan,
di antaranya adalah kerumitan dalam penyiapan sampel, pengukuran, dan
pengolahan data. Selain itu, metode deteksi yang telah dikembangkan masih
membutuhkan pelarut organik. Maka dari itu pengembangan suatu metode analisis
dengan konsep “green method” menggunakan kombinasi analisis termal dengan
DSC sebagai konfirmator dan Elektrotermal untuk analisis rutin yang dilakukan
pada suhu tinggi dengan melihat suhu dekomposisi pada sampel menjadikan
metode ini lebih efisien karena tidak menggunakan pelarut organik serta tahapan
pengukuran dan pengolahan data menjadi lebih singkat dan mudah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan metode analisis termal yang andal dan ramah
lingkungan, terutama untuk penentuan berbagai jenis daging menggunakan
instrumen DSC dan alat semimanual Elektrotermal. Sampel yang digunakan pada
penelitian adalah daging babi, sapi, ayam dan kelinci yang telah dikeringkan dan
dihaluskan menjadi serbuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat puncak
endotermik minor yang khas baik pada daging sapi, babi, kelinci dan ayam. Puncak
tersebut masih terlihat pada profil termogram DSC sampel campuran baik pada
campuran sapi-babi, sapi-kelinci, maupun sapi-ayam. Namun, puncak khas dari
daging sapi yang tidak terlihat pada sampel campuran dapat menjadi penanda
ketidakmurnian daging sapi. Oleh karena itu, metode analisis termal yang
dikembangkan cukup andal dalam menentukan perbedaan jenis daging baik
sebelum maupun sesudah dicampurkan sehingga dapat menjadi metode yang andal
dalam penentuan kehalalan suatu bahan pangan.