digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aditya
PUBLIC yana mulyana

Pemalsuan daging sapi dengan daging babi atau yang lainnya masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia, hal ini dilakukan untuk tujuan ekonomis. Produk makanan yang tidak mencantumkan atau menyebutkan bahan yang digunakan pada label produk akhir dianggap sebagai pemalsuan makanan. Penelitian tentang deteksi pemalsuan untuk berbagai jenis daging atau turunannya telah banyak dilakukan dengan berbagai metode. Namun, metode analisis yang telah dikembangkan untuk tujuan tersebut tentu saja memiliki kekurangan dan kelebihan, di antaranya adalah kerumitan dalam penyiapan sampel, pengukuran, dan pengolahan data. Selain itu, metode deteksi yang telah dikembangkan masih membutuhkan pelarut organik. Maka dari itu pengembangan suatu metode analisis dengan konsep “green method” menggunakan kombinasi analisis termal dengan DSC sebagai konfirmator dan Elektrotermal untuk analisis rutin yang dilakukan pada suhu tinggi dengan melihat suhu dekomposisi pada sampel menjadikan metode ini lebih efisien karena tidak menggunakan pelarut organik serta tahapan pengukuran dan pengolahan data menjadi lebih singkat dan mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis termal yang andal dan ramah lingkungan, terutama untuk penentuan berbagai jenis daging menggunakan instrumen DSC dan alat semimanual Elektrotermal. Sampel yang digunakan pada penelitian adalah daging babi, sapi, ayam dan kelinci yang telah dikeringkan dan dihaluskan menjadi serbuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat puncak endotermik minor yang khas baik pada daging sapi, babi, kelinci dan ayam. Puncak tersebut masih terlihat pada profil termogram DSC sampel campuran baik pada campuran sapi-babi, sapi-kelinci, maupun sapi-ayam. Namun, puncak khas dari daging sapi yang tidak terlihat pada sampel campuran dapat menjadi penanda ketidakmurnian daging sapi. Oleh karena itu, metode analisis termal yang dikembangkan cukup andal dalam menentukan perbedaan jenis daging baik sebelum maupun sesudah dicampurkan sehingga dapat menjadi metode yang andal dalam penentuan kehalalan suatu bahan pangan.