digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sugeng Supriyanto
PUBLIC yana mulyana

Kebutuhan daging sapi di Indonesia pada tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2021. Kebutuhan daging yang semakin meningkat seringkali dimanfaatkan oleh para penjual daging untuk mendapatkan keuntungan yang banyak dengan cara memalsukan atau mencampur daging sapi dengan daging babi. Penelitian untuk deteksi pemalsuan daging sapi dan daging babi telah banyak dilakukan dengan berbagai metode. Namun metode-metode tersebut memiliki beberapa kekurangan seperti metode ekstraksi yang sulit dan waktu yang lama, penyiapan sampel dan proses analisis yang kompleks, sensitive, dan lama serta penggunaan pelarut organik yang membuat lingkungan tercemar. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan metode analisis padatan yang ramah lingkungan, mereduksi tahapan kerja dan lebih efisien menggunakan Powder X-Ray Diffractometry (PXRD) dipadukan dengan FTIR untuk melengkapi hasil analisis PXRD. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dimulai dengan pembuatan serbuk daging sapi maupun babi menggunakan oven dengan suhu ±40 0C selama 22 jam kemudian dibuat variasi konsentrasi campuran daging sapi dan babi 0.5, 1, 2, 10, 25, 50 dan 100% (b/b). Serbuk daging kemudian dianalisis menggunakan PXRD pada 40 KV dan 15 mA dengan sudut pemindaian 3-800, scan speed 100/menit dan stepth width 0,010. Validasi metode analisis kualitatif PXRD dilakukan dengan melihat parameter spesifisitas dan presisi. Sampel selanjutnya dianalisis menggunakan FTIR dengan panjang gelombang 4000-400 cm-1 dengan resolusi 16 cm-1. Hasil analisis PXRD didapatkan informasi bentuk struktur difraktogram daging sapi dan babi adalah amorf dan kristal dengan puncak khas sapi muncul pada (2?) 23.650 dan 30.610. Sedangkan pada daging babi muncul pada (2?) 29.260 dan 35.350. Sampel campuran yang masih dapat dideteksi menggunakan PXRD adalah 10%. Hasil anasilis FTIR didapatkan spektrum yang identik antara daging sapi dan babi. Perbedaan hanya terlihat pada intensitas % transmitan dimana sampel daging babi memiliki intensitas yang lebih tajam dibandingkan dengan daging sapi. Spektrum khas daging babi berdasarkan perbedaan intensitas muncul pada panjang gelombang 3255, 3035, 2908, 2838, 1616 dan 1500 cm-1 yang mengindikasikan adanya perbedaan kadar protein (3255, 3035, 1616 dan 1500 cm-1) dan lemak (2908 dan 2838 cm-1).