digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Alvin Anggriawan 12016055.pdf
Terbatas  Dedi Rosadi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Alvin Anggriawan 12016055.pdf
Terbatas  Dedi Rosadi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Alvin Anggriawan 12016055.pdf
Terbatas  Dedi Rosadi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Alvin Anggriawan 12016055.pdf
Terbatas  Dedi Rosadi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Alvin Anggriawan 12016055.pdf
Terbatas  Dedi Rosadi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Alvin Anggriawan 12016055.pdf
Terbatas  Dedi Rosadi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Alvin Anggriawan 12016055.pdf
Terbatas  Dedi Rosadi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Alvin Anggriawan
Terbatas  Dedi Rosadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Daerah penelitian terletak di Provinsi Sulawesi Tengah. Secara geologi, daerah penelitian terletak di Cekungan Banggai. Terdapat dua puluh sumur yang diteliti yang merupakan sumur eksplorasi PT Pertamina EP. Analisis geokimia dilakukan pada 642 sampel batuan yang divalidasi menjadi 104 sampel dengan tujuan untuk menentukan kuantitas/kekayaan, tipe, dan kematangan material organik di setiap formasi. Analisis biomarker batuan induk dan minyak bumi juga dilakukan untuk mengetahui lingkungan pengendapan serta korelasi antara minyak bumi dan batuan induk pada penelitian ini. Dari lima formasi di area penelitian ini, terdapat dua formasi yang berpotensi menjadi batuan induk, yaitu Formasi Matindok dan Formasi Tomori. Formasi Matindok memiliki kekayaan material organik baik-luar biasa, tipe kerogen II-III, dengan tingkat kematangan belum matang-awal matang, sementara Formasi Tomori memiliki kekayaan material organik cukup-luar biasa, tipe kerogen I-III, dengan tingkat kematangan belum matang-awal matang. Hasil analisis karakteristik geokimia gas menunjukkan sampel gas terdiri atas gas biogenik dan termogenik yang berasal dari lingkungan laut. Berdasarkan analisis biomarker, lingkungan pengendapan Formasi Matindok diinterpretasikan merupakan lingkungan transisi yang lebih mengarah ke darat dengan material organik yang didominasi oleh tumbuhan tingkat tinggi, sementara Formasi Tomori memiliki lingkungan pengendapan transisi yang lebih mengarah ke laut dengan material organik yang didominasi oleh alga atau bakteri. Minyak bumi pada penelitian ini memiliki hubungan genetik dan diinterpretasikan berasal dari organofasies yang sama berdasarkan data biomarker. Adapun korelasi antara minyak bumi dan batuan induk menunjukkan korelasi yang positif dengan Formasi Tomori, namun berkorelasi negatif dengan Formasi Matindok. Sampel gas biogenik diduga berasal dari Formasi Poh, Formasi Minahaki, dan/atau Formasi Celebes Molasse. Sementara itu, Formasi Tomori dan/atau Matindok berpotensi sebagai batuan induk dari sampel gas termogenik yang terdapat pada penelitian ini. Namun, kedua hal tersebut belum dapat dipastikan karena keterbatasan data penelitian.