Batu Hijau merupakan salah satu lokasi penambangan tembaga dan emas yang terletak di
bagian barat Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. PT. Amman Mineral
Nusa Tenggara saat ini sebagai pemegang kontrak karya di Batu Hijau dengan luas wilayah
sekitar 12 km x 6 km. Penelitian dilakukan untuk menentukan tatanan geologi, alterasi,
mineralisasi dengan studi khusus penyebaran kerapatan dan tipe-tipe urat kuarsa serta
hubungannya terhadap kadar Cu dan Au pada penampang 090 (barat-timur) tambang terbuka
Batu Hijau.
Data primer didapatkan dari hasil deskripsi pada tujuh sumur inti bor, pengamatan petrografi
terhadap 20 sayatan tipis dan lima sayatan poles, XRD (X-Ray Diffraction) dan ditambah
dengan data sekunder berupa data assay kadar Cu dan Au. Adapun pengolahan data dan
analisis dilakukan secara kualitatif yakni melalui metode overlay (penindihan) antar
penampang.
Secara umum, daerah penelitian merupakan kompleks intrusi yang terdiri dari (tua ke muda)
Satuan Andesit, Satuan Diorit Kuarsa, Satuan Tonalit Intermedier dan Satuan Tonalit Muda.
Zona alterasi dibedakan menjadi 4 zona, yakni Zona Biotit – Aktinolit – Kuarsa, Zona Klorit –
Kalsit – Epidot – Aktinolit, Zona Serisit – Klorit – Kalsit – Kuarsa, dan Zona Kaolinit Kuarsa.
Mineralisasi utama daerah penelitian dapat dibagi menjadi 3 zona berdasarkan jumlah
dominan yang hadir, yakni Zona Bornit, Zona Kalkopirit dan Zona Pirit. Zona kerapatan urat
berdasarkan kelimpahannya pada setiap interval pengukuran dibagi menjadi 4 kelas, yaitu
kelas melimpah (>10%), sedang (5-10%), jarang (1-5%) dan sangat jarang (<1%). Tipe urat
kuarsa daerah penelitian terdiri dari tipe Mt, A, B, C dan D.
Hasil analisis menunjukkan zona alterasi dan mineralisasi terjadi dalam 3 tahap, yakni tahap
awal, transisi, dan akhir yang kehadirannya dikontrol oleh intrusi Satuan Tonalit Intermedier.
Perkembangan tipe urat kuarsa tipe Mt dikontrol oleh Satuan Tonalit Muda, sementara tipe
urat kuarsa lainnya dikontrol oleh perkembangan alterasi. Kadar Cu dan Au berhubungan
dengan kerapatan dan tipe urat kuarsa tertentu. Semakin rapat urat kuarsa, maka semakin
tinggi pula kadar Cu dan Au dengan penyebaran urat kuarsa paling melimpah di bagian tepi
Satuan Tonalit Intermedier dan Diorit Kuarsa. Kadar Cu dan Au yang tinggi juga dibawa oleh
urat kuarsa Tipe A yang penyebarannya juga berasosiasi dengan Zona Alterasi Biotit –
Aktinolit – Kuarsa.