
COVER Muhammad Lutfi Shadiq Zainy
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Lutfi Shadiq Zainy
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Lutfi Shadiq Zainy
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Lutfi Shadiq Zainy
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Lutfi Shadiq Zainy
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Lutfi Shadiq Zainy
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Muhammad Lutfi Shadiq Zainy
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Lutfi Shadiq Zainy
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Kecelakaan lalu lintas di jalan raya menjadi permasalahan yang cukup serius di
dunia maupun di Indonesia. Penyebab terbesar dari kecelakaan disebabkan oleh
faktor dari manusia. Faktor manusia yang paling berpengaruh terhadap kecelakaan
lalu lintas yaitu kondisi kelelahan dan kantuk. Penting dilakukannya suatu evaluasi
dan pengklasifikasian terhadap kelelahan ketika mengemudi di perjalanan.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi karakteristik kelelahan
pengemudi berdasarkan indikator okular kedipan mata (PERCLOS, durasi kedipan,
microsleep, dan frekuensi kedipan) serta menentukan parameter indikator okular
yang memiliki tingkat akurasi sensitivitas dan spesifisitas terbaik dalam
mengevaluasi kelelahan besikut nilai pisah batas (cutoff) dalam kondisi terjaga,
kelelahan ringan dan kelalahan berat. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan eksperimen lapangan dengan melibatkan 13 orang partisipan yang
berprofesi sebagai sopir berjenis kelamin pria dengan rentang usia 30-40 tahun
(rata-rata 35.92 ± 3.63 tahun). Setiap partisipan yang terlibat diminta untuk
mengemudi dari Bandung ke Bekasi dan kembali lagi ke Bandung dengan total
perjalanan kurang lebih 5-6 jam. Digunakan kamera yang dipasang di depan
pengemudi untuk merekam bagian mata dari partisipan. Setiap indikator okular
diukur setiap 20 menit sekali. Selain itu, digunakan indikator subjektif yaitu
Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) dan Karolinska Sleepiness Scale
(KSS) untuk menentukan kondisi subjektif yang dirasakan pengemudi ketika
peralanan. Didapatkan hasil indikator PERCLOS cenderung naik dari awal hinga
akhir perjalanan, sedangkan tiga indikator lainnya yaitu durasi kedipan, microsleep
dan frekuensi kedipan meningkat di awal dan melandai di akhir perjalanan.Tingkat
akurasi tertinggi didapatkan oleh indikator durasi kedipan sebanyak 72,5%,
selanjutnya tingkat sensitivitas tertinggi didapatkan oleh indikator microsleep baik
pada pengklasifikasian kondisi terjaga dan kelelahan ringan maupun kondisi
kelelahan ringan dan kelelahan berat. Sedangkan, nilai spesifisitas tertinggi
didapatkan oleh indikator durasi kedipan untuk pengklasifikasian kondisi terjaga
dan kelelahan ringan dan indikator PERCLOS untuk pengklasifikasian kondisi
kelelahan ringan dan kelelahan berat. Durasi kedipan cenderung memiliki nilai
akurasi, sensitivitas dan spesifisitas yang cukup tinggi untuk ketiganya dengan nilai
pisah batas sebesar 0,425 ms untuk pengklasifikasian kondisi terjaga dan kelelahan
ringan dan 0,505 ms untuk pengklasifikasian kondisi kelelahan ringan dan
kelelahan berat.