digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Annisa Rahmah
Terbatas sarnya
» ITB

BAB_1 Annisa Rahmah
Terbatas sarnya
» ITB

BAB_2 Annisa Rahmah
Terbatas sarnya
» ITB

BAB_3 Annisa Rahmah
Terbatas sarnya
» ITB

BAB_4 Annisa Rahmah
Terbatas sarnya
» ITB

BAB_5 Annisa Rahmah
Terbatas sarnya
» ITB

BAB_6 Annisa Rahmah
Terbatas sarnya
» ITB

DAFTAR Annisa Rahmah
Terbatas sarnya
» ITB

2023_TS_PP_ANNISA_RAHMAH_LAMPIRAN.pdf
Terbatas sarnya
» ITB

Kegiatan pariwisata di desa wisata mengandung nilai adat istiadat, daya tarik budaya dan unsur tradisional yang menjadi nilai tersendiri dan menjadi daya tarik wisatawan. Hal tersebut dapat digunakan sebagai wadah masyarakat untuk melakukan konservasi dan terus menghidupkan tradisi sekaligus mendapatkan keuntungan ekonomis. Unsur tradisional yang menjadi unggulan desa wisata tidak hanya budaya, kriya, dan seni pertunjukan, tetapi juga arsitektur tradisionalnya yang khas di tiap daerah. Dalam upaya membangun desa wisata, salah satu hal yang dapat diperhatikan ialah persepsi wisatawan sebagai masukan bagi para pemangku kepentingan. Tujuan dari penelitian ini berupa analisis mengenai persepsi dan motivasi wisatawan terhadap arsitektur tradisional di desa wisata. Terdapat dua wilayah penelitian untuk menentukan persepsi masyarakat terhadap desa wisata secara keseluruhan dan ciri khas serta pemanfaatan arsitektur tradisional yang berbeda-beda di setiap daerah. Arsitektur tradisional di Desa Wisata Pasanggrahan dan Desa Wisata Pasir Eurih berupa rumah tradisional sunda yang digunakan bagi wisatawan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner kepada 120 wisatawan yang pernah mengunjungi desa wisata di Indonesia dengan skala likert dan isian singkat untuk mengetahui persepsi wisatawan terhadap arsitektur tradisional sebagai daya tarik di desa wisata. Metode analisis berupa analisis frekuensi, analisis tabulasi silang, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menyatakan bahwa persepsi wisatawan terhadap arsitektur tradisional dipengaruhi oleh motivasi internal yang didominasi oleh petualangan, mempelajari keaslian alam dan budaya, serta karena desa wisata memiliki citra yang positif. Hal ini berhubungan erat oleh faktor demografi dan preferensi wisatawan, motivasi ingin mendapatkan interaksi sosial dan melakukan petualangan di desa wisata berhubungan dengan preferensi wisata responden yang dominan yakni wisatawan allocentric. Persepsi wisatawan terhadap arsitektur tradisional sebagai daya tarik dinilai baik karena mayoritas responden menyatakan sangat setuju pada pernyataan tertarik mengunjungi bangunan tradisional, arsitektur tradisional dianggap cukup berpengaruh, dan arsitektur tradisional penting untuk keberlangsungan kegiatan wisata budaya di desa wisata. Persepsi wisatawan terhadap arsitektur tradisional sebagai daya tarik di Desa Wisata Pasanggrahan dan Desa Wisata Pasir Eurih dinilai baik jika memenuhi kondisi tertentu. Persepsi tersebut terkait dengan aspek fisik arsitektur tradisional di desa wisata seperti ada atau tidaknya bangunan arsitektur tradisional, bentuk bangunan, keunikan dan keragaman bangunan, dan keaslian bangunan tradisional. Material alami sebagai bahan untuk membangun berupa kayu, ijuk, dan bambu turut mempengaruhi persepsi wisatawan. Kondisi bangunan tradisional yang terdapat pengaruh modern seperti melakukan pengecatan material dianggap tidak memberikan kesan asli pada arsitektur tradisional. Suasana pedesaan dan kesan nostalgia yang ditemukan pada lingkungan tradisional di desa wisata memberikan kesan seperti zaman dulu dan dapat mempengaruhi persepsi. Kondisi ruang luar dengan susunan bangunan yang baik, adanya akses jalan, ruang komunal, jarak antar bangunan, serta lingkungan yang asri memberikan kesan baik pada persepsi wisatawan.