digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK M ALFATH 12014013.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

COVER M ALFATH 12014013.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 1 M ALFATH 12014013.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 2 M ALFATH 12014013.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 3 M ALFATH 12014013.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4 M ALFATH 12014013.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 5 M ALFATH 12014013.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 6 M ALFATH 12014013.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

PUSTAKA M Alfath Salvano S
PUBLIC Dedi Rosadi

LAMPIRAN M ALFATH 12014013.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

PT. Indonesia Power merencanakan penambahan unit pembangkit listrik pada PLTU Suralaya. Penambahan unit memerlukan konstruksi jalan pengalih pada bagian selatan yang akan memotong bukit dengan ketinggian hingga 65 meter di atas permukaan laut. Secara geologi, kondisi batuan lokasi penelitian merupakan produk Gunungapi Gede yang terdiri dari aliran lava dan breksi piroklastik dengan kekar yang intensif. Kondisi kekar akan mempengaruhi kestabilan batuan pada lereng ekskavasi. Penelitian diperlukan untuk menentukan kestabilan dan rekomendasi perkuatan lereng massa batuan pada ruas jalan PLTU Suralaya. Ruas jalan PLTU Suralaya memiliki lereng hasil ekskavasi yang curam dengan kemiringan 70° hingga 75°. Satuan geologi teknik dibagi menjadi Satuan Andesit 1, Satuan Breksi, Satuan Batulapili, Satuan Andesit 2 dan Satuan Aluvium. Observasi lapangan menunjukkan 8 titik lereng yang berpotensi mengalami keruntuhan yaitu, SC-1 hingga SC- 8. Sifat keteknikan batuan diperoleh dari uji laboratorium dan uji lapangan. Karakteristik diskontinuitas diperoleh dengan teknik scanline pada singkapan batuan di lapangan. Karakterisasi massa batuan dengan Metode Rock Mass Rating dilakukan untuk menentukan kualitas massa batuan. Kelas massa batuan yang diperoleh adalah kelas II-III (good rock – fair rock) dengan nilai 58-75. Analisis kinematika dilakukan untuk menentukan jenis dan kedudukan keruntuhan. Hasil analisis menunjukkan jenis keruntuhan jungkiran pada SC-3 dan jenis keruntuhan baji untuk lereng lainnya. Analisis kestabilan lereng dan rekomendasi perkuatan dilakukan berdasarkan metode Slope Mass Rating yang merupakan modifikasi Rock Mass Rating dengan hasil analisis kinematika. Lereng dengan kelas IIb (stable) pada titik SC-1, SC-5, SC-6 dan SC-8. Kelas IIIa (partially stable) pada SC-2 dan SC-7, Kelas IIIb (partially stable) pada titik SC-4 dan SC-3. Rekomendasi perkuatan berdasarkan kelas SMR antara lain berupa paritan kaki lereng (toe ditch), jala kawat baja (nets), baut batuan (bolting), jangkar batuan (anchor), beton tembak (shotcrete), dinding pasang batu (toewall), dan dental concrete dengan pemasangan yang disesuaikan dengan kelas lereng.