digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jihan Putri Amelia
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER Jihan Putri Amelia
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Jihan Putri Amelia
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Jihan Putri Amelia
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Jihan Putri Amelia
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Jihan Putri Amelia
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Jihan Putri Amelia
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Jihan Putri Amelia
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2019 berdampak buruk di Indonesia, salah satunya Kalimantan Barat. Pemerintah berusaha untuk mengembangkan sistem peringatan dini yaitu FDRS. Namun, pemanfaatan FDRS masih membutuhkan verifikasi pada kejadian kebakaran di lapangan dan kajian hubungannya dengan distribusi hotspot dan curah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memverifikasi parameter FDRS pada kejadian kebakaran hutan dan lahan tahun 2019 di Kalimantan Barat serta hubungannya dengan hotspot dan curah hujan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data FDRS tahun 2019 (dari LAPAN). Data observasi meteorologi, data hotspot (dari MODIS Terra-Aqua) dan area terbakar (dari KLHK) untuk verifikasi. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi (r) dan koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian menunjukkan nilai parameter FFMC, DC, ISI, dan FWI di area kejadian kebakaran hutan dan lahan berturut-turut berkisar antara 48 – 89, 6 – 733, 0 – 5, 0 – 23. Parameter FDRS dipengaruhi cukup kuat oleh kondisi curah hujan 21 hari sebelum kejadian kebakaran (???? ?= -0,54 s.d -0,66) dan jumlah hari dengan curah hujan ringan sebelum kejadian kebakaran (???? ?= 0,54 s.d 0,61). Semakin tinggi dan ekstrem kelas parameter FDRS maka jumlah hotspot akan meningkat (???? ?= 0,62 s.d 0,68) dan luas area terbakar juga akan berpotensi meningkat (???? ? = 0,64 s.d 0,74). Selain itu, sekitar 27,85% kejadian kebakaran dipengaruhi oleh kondisi curah hujan 21 hari sebelum kejadian kebakaran dan sekitar 28,51% kejadian kebakaran dipengaruhi oleh jumlah hari dengan curah hujan ringan (< 20 mm/hari) sebelum kejadian kebakaran. Hasil penelitian juga menunjukkan sekitar 70,48% kejadian kebakaran dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah hotspot. Hasil ini menunjukkan bahwa FDRS memiliki kemampuan yang baik dalam mendeteksi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalimantan Barat tahun 2019.