Pariwisata dalam konteks COVID-19 mengungkapkan bagaimana masyarakat lokal adalah lokus perubahan. Penyebaran virus yang belum terkendali, menghentikan mobilitas dan memaksa orang untuk berdiam diri dirumah. Akibat dari lama berdiam di dalam rumah selama berbulan menjadi salah satu penyebab orang mengalami gangguan kecemasan. Maka dari itu, saat memiliki kesempatan untuk bepergian ke destinasi wisata cenderung akan memilih tempat wisata yang membuat rileks seperti wisata alam. Selain itu, kekhawatiran akan tertular virus dari orang lain juga berpengaruh terhadap pergeseran preferensi konsumen yang mencari tempat wisata yang bersifat lebih intim dan hanya bepergian dalam jumlah mikro. .
Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong terdapat area agrowisata yang ditumbuhi berbagai jenis bunga spesies anggrek dan bunga-bunga lainya dengan berbagai bentuk dan warna yang menarik. Desa Cihideung merupakan tempat bercocok tanam dalam skala kecil, kini telah berkembang menjadi ‘kawasan wisata bunga’ karena di sepanjang desa terlihat berbagai jenis tanaman bunga. Berbagai jenis tanaman bunga dari tanaman bunga hias hingga tanaman bunga potong adalah bunga yang dibuat untuk dekorasi..
Dari hasil analisis bahwa komunitas petani bunga hias dan bunga potong di Desa Agrowisata Cihideung memiliki tingkat kapasitas adaptasi yang cukup baik, hal ini terlihat dari mampunya petani tanaman potong untuk beralih memasarkan tanaman hias budidaya. Serta adanya transfer of knowledge yang dilakukan oleh Gapoktan (gabungan kelompok tani) sehingga membuat komunitas petani bunga di Desa Cihideung mampu bertahan di saat pandemi Covid-19.