Indonesia merupakan negara yang memegang peranan penting dalam penyediaan
bahan baku timah dunia. Berdasarkan data HMA yang dikeluarkan oleh
Kementerian ESDM, harga timah mengalami tren naik-turun dalam lima tahun
terakhir. Tren harga timah yang tidak menentu menjadi salah satu tantangan yang
dihadapi oleh manajer dalam proses penilaian kelayakan suatu proyek
pertambangan.Oleh karena itu, metode valuasi yang tepat sangat diperlukan supaya
cadangan timah yang dimiliki Indonesia dapat dioptimalkan.
Penelitian diawali dengan pembuatan alternatif desain penambangan yang
dilakukan dengan bantuan perangkat lunak micromine, kemudian dilakukan
pemilihan terhadap alternatif desain tersebut untuk memperoleh desain dengan SR
optimum. Selanjutnya, dibuat penjadwalan penambangan untuk desain yang telah
dipilih. Metode valuasi diawali dengan metode discounted cash flow, kemudian
dilanjutkan dengan binomial lattice standar, dan binomial lattice dengan learning
options.
Hasil pengolahan data dan perhitungan menunjukkan bahwa Skenario 2, yaitu
menambang Blok 3 hingga selesai kemudian menambang Blok 1, merupakan
skenario yang memiliki NPV tertinggi, yaitu sebesar USD 2.500.876,45 dan IRR
sebesar 12,12%. Namun demikian, hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa
Skenario 3 yang memiliki NPV negatif berdasarkan metode DCF, justru memiliki
nilai option premium paling tinggi di antara desain yang lain baik berdasarkan
model binomial lattice standar maupun binomial lattice dengan learning options.
Hal ini menunjukkan bahwa metode real options mampu mengakomodasi faktor
ketidakpastian dan memanfaatkannya menjadi nilai ekonomi bagi proyek.