Lahan hutan yang dialih fungsikan menjadi agroforestri, komposisi jenis tumbuhan
yang ditanam dan manajemen lahan seperti variasi pada komposisi pohon penaung dan
lamanya usia lahan dapat mempengaruhi struktur dan komposisi komunitas biota tanah,
khususnya mesoarthropoda dan bakteri rhizosfer. Faktor fisik lingkungan mendukung
interaksi di dalam komunitas mesoarthropoda tanah dan bakteri rhizosfer. Sebagai
konsekuensinya terjadi proses-proses ekologi, diantaranya adalah siklus nutrien.
Dalam dekomposisi, komunitas mesoarthropoda tanah memotong serasah menjadi
bagian yang lebih kecil, sedangkan komunitas bakteri rhizosfer lebih banyak berperan
dalam perubahan materi organik menjadi nutrien anorganik yang dapat dimanfaatkan
kembali oleh tumbuhan. Studi dinamika dan peran komunitas mesoarthropoda tanah
dan bakteri rhizosfer dalam pelepasan nutrien bertujuan untuk mengkaji proses
dekomposisi, struktur komunitas mesoarthropoda tanah dan bakteri rhizosfer yang
berperan dalam pelepasan nutrien di lahan agroforestri kopi.
Lima lokasi pengamatan dipilih berdasarkan komposisi tumbuhan penaung yang terdiri
dari empat jenis agroforestri kopi di Kamojang, Jawa Barat, Indonesia di ketinggian
tempat 1500 mdpl, dan satu hutan campuran di ketinggian 1600 mdpl, yang terdiri dari:
1) Kebun kopi-hutan campuran (CM1); 2) Kebun kopi-hutan campuran 2 (CM2); 3)
Kebun kopi-hutan pinus (CP); 4) Kebun kopi (OCP), dan 5) Hutan campuran (MF).
Proses dekomposisi ditentukan dengan metode kantung serasah, dan mineralisasi
dilakukan dengan metode inkubasi tanah. Kantung-kantung tanah dan serasah
disampling sebanyak dua waktu di setiap bulannya. Persentase dekomposisi dihitung
dengan mengukur penurunan berat serasah, dan pelepasan nutrien diukur dengan
menganalisis nutrien tanah. Isolasi bakteri rhizosfer dilakukan dengan metode cawan
sebar dengan menggunakan media umum NA dengan pengenceran bertingkat. Koloni
bakteri dihitung dan diamati morfologi dan diisolasi. Pengujian potensi PGPR
komunitas bakteri rhizosfer terdiri atas kemampuan fiksasi N dan amonifikasi dengan
menggunakan media NFB. Uji pelarutan fosfat dengan mengukur diameter zona
transparan di sekitar koloni bakteri dengan menggunakan media Pikovskaya. Uji
produksi IAA dilakukan dengan metode kolorimetrik dengan menumbuhkan inokulum isolat bakteri di dalam media King’s B + Triptofan dengan menggunakan reagen
Salkowski. IAA yang dihasilkan selanjutnya dikuantifikasi dengan mengukur
absorbansi warna dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
535 nm.
Komunitas mesoarthropoda tanah yang ditemukan terdiri dari 12.099 individu, yang
berasal dari 13 taksa (45 jenis). Kekayaan jenis tertinggi ditemukan di kebun kebun
kopi-hutan campuran 2 (CM2) dan hutan campuran (MF), yaitu 36 jenis. Kelimpahan
mesoarthropoda tanah yang tertinggi ditemukan di kebun kopi-hutan campuran 2
(CM2), yaitu 4731 individu. Indeks keanekaragaman komunitas mesoarthropoda tanah
di kelima lokasi pengamatan adalah 0,62-1,21 menunjukkan bahwa komunitas
mesoathropoda tanah di agroforestri Kamojang termasuk dalam kategori rendah hingga
sedang.
Komunitas bakteri rhizosfer terdiri dari 16 isolat dengan karakteristik morfologi isolat
makro yang berbeda-beda. Dengan menggunakan metode MALDITOF-MS, genus
Bacillus merupakan bakteri rhizosfer yang terbanyak terkoleksi (5 isolat). Isolat lain
yang terkoleksi terdiri dari genus Pseudomonas, Streptomyces, Micrococcus,
Brevundimonas, Lysinibacillus, Paenibacillus dan Kocuria. Kelimpahan total bakteri
rhizosfer tertinggi ditemukan di MF (1,27.107 cfu.g-1). Dari 16 isolat bakteri rhizosfer,
7 isolat diantaranya memiliki kemampuan untuk memfiksasi nitrogen, yaitu Bacillus
cereus group 1, Pseudomonas chlororaphis, Bacillus cereus group 2, Lysinibacillus
fusiformis, Paenibacillus lautus, Isolat 15, dan Isolat 16. Bacillus cereus group 1
memiliki kemampuan ammonifikasi (1,79 mg/L) dan pelarut fosfat tertinggi (1,19).
Bacillus altitudinis dapat menghasilkan IAA yang tertinggi (6,15 mg/L). Bacillus
cereus group 1 memiliki kemampuan ammonifikasi tertinggi, yaitu 1,79 mg.L-1 ± 0,86
mg.L-1.
Kehadiran dan aktifitas komunitas mesoarthropoda tanah dan bakteri rhizosfer
menyebabkan dekomposisi dan pelepasan nutrien yang berbeda di setiap lokasi
pengamatan (ANOVA, P < 0,05). Secara temporal, persentase dekomposisi yang
tertinggi ditemukan di bulan November (79,98% ± 2,91%), sedangkan persentase
dekomposisi terendah ditemukan di bulan Juni (11,94% ± 0,43%). Secara spasial,
persentase dekomposisi ditemukan di CM2 (11,6% ± 2,82%). C, N, dan P yang
dilepaskan berbeda di lokasi pengamatan, tetapi NH4
+ dan NO3
- yang dilepaskan tidak
berbeda nyata (ANOVA, P < 0,05). N (0,5% ± 0,01%) dan P (138,4 mg.100g-1 ± 2,53
mg.100g-1) yang terbesar dilepaskan di CM2, C (5,26% ± 0,19%) dan NH4
+ (1,03
mg.100g-1 ± 0,02 mg.100g-1) yang terbesar dilepaskan di MF, dan NO3
- yang dilepaskan
ditemukan di OCP (17,42 mg.100g-1 ± 0,2 mg.100g-1).
Kelembaban tanah adalah faktor fisik lingkungan yang mempengaruhi kehadiran dan
aktifitas mesoarthropoda tanah dan bakteri rhizosfer dalam pelepasan nutrien di awal
pengamatan. Di pertengahan pengamatan, pH tanah dan kadar air tanah berkaitan
dengan kehadiran dan aktifitas komunitas mesoarthropoda tanah dan bakteri rhizosfer dalam pelepasan hara. Di akhir pengamatan, suhu tanah adalah faktor fisik utama
mendukung kehadiran dan aktifitas komunitas mesoarthropoda tanah dan bakteri
rhizosfer dalam pelepasan nutrien. Secara spasiotemporal, kehadiran komunitas
mesoarthropoda tanah dan bakteri rhizosfer di CM1 dipengaruhi oleh suhu tanah
(18,74oC-22,07oC), kelembaban tanah (19,07%-49,32%), pH tanah (6,45-6,86), kadar
air (4,7%-26,2%), suhu udara (24,24oC-31,27oC), dan kelembaban udara (41,65%-
87,96%). Kehadiran dan aktifitas komunitas mesoarthropoda tanah dan bakteri
rhizosfer di CM1 berperan dalam pelepasan C sebesar 4,65% ± 0,11%, N sebesar
4,67% ± 0,11%, P sebesar 78,14 mg.100g-1 ± 0,11 mg.100g-1, NH4
+ sebesar 0,95
mg.100g-1 ± 0,02 mg.100g-1, dan NO3
- sebesar 16,16 mg.100g-1 ± 0,38 mg.100g-1. Di
lokasi pengamatan CM2, kehadiran dan aktifitas komunitas mesoarthropoda tanah dan
bakteri rhizosfer dipengaruhi oleh suhu tanah (18,3oC-21,89oC), kelembaban tanah
(23,0%-48,47%), pH tanah (6,48-6,87), kadar air (4,91%-20,77%), suhu udara
(24,73oC-30,07oC), dan kelembaban udara (49,27%-80,83%), sehingga mempengaruhi
pelepasan C sebesar 5,04% ± 0,12%, N sebesar 0,5% ± 0,01%, P sebesar 138,4
mg.100g-1 ± 2,53 mg.100g-1, NH4
+ sebesar 0,93 mg.100g-1 ± 0,02 mg.100g-1, dan NO3
-
sebesar 15,69 mg.100g-1 ± 0,3 mg.100g-1. Kehadiran dan aktifitas komunitas
mesoarthropoda tanah dan bakteri rhizosfer di lokasi pengamatan CP dipengaruhi oleh
suhu tanah (19,10oC-20,8oC), kelembaban tanah (48,10%-77,58%), pH tanah (6,03-
6,63), kadar air (4,7%-32,35%), suhu udara (21,7 oC-27,4oC), dan kelembaban udara
(62,2%-91,3%), sehingga mempengaruhi pelepasan C sebesar 4,77% ± 0,16%, N
sebesar 0,42% ± 0,01%, P sebesar 46,71 mg.100g-1 ± 1,28 mg.100g-1, NH4
+ sebesar
0,89 mg.100g-1 ± 0,01 mg.100g-1, dan NO3
- sebesar 16,46 mg.100g-1 ± 0,24 mg.100g-
1. Di lokasi pengamatan OCP, kehadiran dan aktifitas komunitas mesoarthropoda
tanah dan bakteri rhizosfer di OCP dipengaruhi oleh suhu tanah (21,33oC-29,26oC),
kelembaban tanah (6%-32,4%), pH tanah (6,33-7), kadar air (5,2%-16,23%), suhu
udara (21,2 oC-31,6oC), dan kelembaban udara (38,6%-89,4%), sehingga
mempengaruhi pelepasan C sebesar 3,34% ± 0,39%, N sebesar 0,31% ± 0,02%, P
sebesar 77,15 mg.100g-1 ± 3,48 mg.100g-1, NH4
+ sebesar 0,87 mg.100g-1 ± 0,02
mg.100g-1, dan NO3
- sebesar 17,42mg.100g-1 ± 0,13 mg.100g-1. Di lokasi pengamatan
MF, kehadiran dan aktifitas komunitas mesoarthropoda tanah dan bakteri rhizosfer
dipengaruhi oleh suhu tanah (18,26oC-21,89oC), kelembaban tanah (10,73%-56,53%),
pH tanah (6,23-6,8), kadar air (4,45%-29,45%), suhu udara (24,07 oC-28,13oC), dan
kelembaban udara (64,48%-87,17%), sehingga mempengaruhi pelepasan C sebesar
5,26% ± 0,19%, N sebesar 0,45% ± 0,02%, P sebesar 59,87 mg.100g-1 ± 0,65 mg.100g-
1, NH4
+ sebesar 1,03 mg.100g-1 ± 0,02 mg.100g-1, dan NO3
- sebesar 17,35 mg.100g-1 ±
0,13 mg.100g-1.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa komposisi tumbuhan yang berbeda pada lahan
agroforestri kopi menentukan struktur komunitas mesoarthropoda tanah dan bakteri
rhizosfer. Kebun kopi-hutan campuran (CM2) mendukung kelimpahan
mesoarthropoda tanah yang lebih baik dibandingkan hutan campuran (MF), namun
kekayaan jenisnya yang sama dengan hutan campuran (MF). Bagi komunitas bakteri
rhizosfer, hutan campuran mendukung kelimpahan total yang lebih baik dibandingkan
lahan agroforestri. Perubahan persen dekomposisi serta banyaknya nutrient yang
dilepaskan dari waktu ke waktu merepresentasikan pembentukan komunitas
mesoarthropoda tanah dan bakteri rhizosfer.