digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Modernisasi teknologi perkeretaapian di Indonesia, merupakan kebutuhan utama dalam peningkatan pelayanan transportasi perkeretaapian, baik dari segi sarana maupun prasarana, karena penggunaan teknologi yang sudah usang menimbulkan biaya yang tinggi dan faktor resiko yang tinggi. Salah satunya adalah penyempurnaan sistem persinyalan kereta api. Jenis sinyal pada perkeretaapian diklasifikasikan menjadi sinyal listrik dan sinyal mekanik. Berdasarkan laporan tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian tahun 2021, jumlah persinyalan kereta api listrik di Indonesia sebanyak 356 unit dan persinyalan mekanik sebanyak 254 unit. Sementara itu, nilai pasar global dalam industri perkeretaapian mencapai $4,98 miliar pada tahun 2020 dan diproyeksikan menjadi $12,43 miliar pada tahun 2030, dengan CAGR sebesar 9,5% dari tahun 2021 hingga 2030. PT XYZ merupakan perusahaan nasional yang didirikan tahun 2012 yang bergerak dibidang persinyalan elektrikal dan mekanik perkeretaapian yang telah memiliki beberapa produk dengan nilai TKDN sebesar 40,69%. Untuk memperkuat struktur industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, nilai TKDN rata-rata ditargetkan mencapai 50% pada tahun 2024 sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Oleh karena itu PT XYZ akan melakukan proyek investasi pembangunann pabrik pembuatan komponen persinyalan kereta api untuk memenuhi peluang dan mencapai nilai TKDN rata-rata dari pemerintah dengan melakukan analisis studi kelayakan terlebih dahulu. Analisis diperoleh dengan melakukan analisis internal menggunakan VRIO, analisis eksternal menggunakan PESTEL, Porter’s Five Forces, dan analisis risiko berdasarkan ISO 31000. Selain itu, analisis dari aspek keuangan dilakukan dengan memproyeksikan arus kas, Payback Periode (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI). Dari analisis kelayakan dapat disimpulkan bahwa proyek investasi produksi QRelay di PT XYZ layak untuk dijalankan, hal ini terlihat dari NPV dengan hasil positif, IRR yang melebihi WACC, dan Profitability Index lebih daripada satu. Pengembalian modal yang diinvestasikan adalah 3 tahun dan 3 bulan dalam jangka waktu 10 tahun, dan proyek ini memiliki indeks profitabilitas 6,12.