digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah penelitian berada di Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Daerah ini memiliki banyak fenomena longsoran yang salah satunya termasuk ke dalam bencana nasional pada tahun 2018 di Desa Pasir Panjang. Kondisi morfologi berupa perbukitan dan lembah menjadi salah satu faktor pengontrol terjadinya longsoran. Peta kerentanan longsoran yang tersedia masih berskala provinsi sehingga penelitian ini ditujukan untuk mengetahui zonasi kerentanan longsoran dengan skala yang lebih detail. Metode yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu metode Weight of Evidence (WoE) yang termasuk ke dalam metode bivariat dan metode Logistic Regression (LR) yang termasuk ke dalam metode multivariat. Berdasarkan pengamatan lapangan dan identifikasi penginderaan jauh menggunakan citra Google Earth, terdapat 257 kejadian longsoran di daerah penelitian. Data kejadian tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok secara acak dengan persentase 70% (183 longsoran) sebagai data training dan 30% (74 longsoran) sebagai data tes. Parameter yang diuji antara lain elevasi, kemiringan lereng, arah lereng, litologi, kurvatur (plan, profile, dan total), elevasi, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), tutupan lahan, jarak dari sesar, jarak dari sungai, dan jarak dari jalan. Berdasarkan nilai Area Under Curve (AUC), parameter yang berpengaruh dominan terhadap kejadian longsoran menggunakan metode WoE adalah parameter jarak dari sesar, curah hujan, tutupan lahan, kemiringan lereng, elevasi, jarak dari jalan, jarak dari sungai, dan NDVI. Parameter yang dominan berpengaruh aktif terhadap kejadian longsoran di daerah penelitian menggunakan metode LR adalah parameter jarak dari sesar, elevasi, curah hujan, kemiringan lereng, dan jarak dari sungai. Hasil evaluasi nilai AUC success rate menunjukan metode LR (0,92) lebih baik dibandingkan metode WoE (0,77). Hasil evaluasi nilai AUC prediction rate menunjukan metode LR (0,90) lebih baik dibandingkan metode WoE (0,67). Peta Zonasi Kerentanan Longsoran Kecamatan Salem menggunakan metode WoE memiliki persentase zona kerentanan longsoran tinggi 19,5%, zona kerentanan longsoran sedang 11,5%, zona kerentanan longsoran rendah 11%, dan zona kerentanan longsoran sangat rendah 58%. Hasil zonasi menggunakan metode LR memiliki persentase zona kerentanan longsoran tinggi 13%, zona kerentanan longsoran sedang 15,5%, zona kerentanan longsoran rendah 17,5%, dan zona kerentanan longsoran sangat rendah 54%.