digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bukit Labuan memiliki tingkat kerentanan terjadinya longsoran yang tinggi. Hal tersebut terbukti dengan adanya retakan tanah yang muncul di bagian atas bukit. Penelitian ini melakukan identifikasi lapisan bawah permukaan menggunakan metode survei geolistrik konfigurasi Wenner. Survei geolistrik dilakukan pada dua lintasan dengan panjang lintasan masing-masing 240 m dan spasi elektroda 5 m. Hasil pengukuran memperlihatkan lapisan atas terdiri dari breksi volkanik lapuk sempurna - tanah residual (pasir lanauan) dengan resistivitas 285 - 1700 ?m, lapisan kedua berupa breksi volkanik lapuk sedang - kuat dengan resistivitas 129 - 285 ?m, dan lapisan ketiga berupa breksi volkanik segar - lapuk ringan dengan resistivitas 285 - 1388 ?m. Analisis kestabilan lereng dilakukan menggunakan metode kesetimbangan batas dengan mempertimbangkan kesetimbangan momen dan gaya. Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi statis dan dinamis serta mempertimbangkan kedalaman muka airtanah kondisi alami dan kondisi jenuh. Faktor keamanan yang didapatkan pada lereng kondisi statis dengan muka airtanah kondisi alami dan kondisi jenuh, yaitu 1,425 dan 1,111. Faktor keamanan yang didapatkan pada lereng kondisi dinamis dengan muka airtanah kondisi alami dan kondisi jenuh, yaitu 1,292 dan 1,005. Berdasarkan analisis tersebut lereng dinyatakan aman pada kondisi statis dan dinamis pada muka airtanah alami dan lereng dinyatakan kritis pada kondisi statis dan dinamis pada kondisi jenuh.