digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pencemaran udara merupakan masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara turun sampai pada tingkat tertentu. Untuk menjaga suatu kawasan dari pencemaran udara, perlu adanya strategi untuk mengelola kualitas udara salah satunya adalah dengan melakukan prediksi dispersi polutan dari suatu sumber menggunakan aplikasi permodelan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap performa kedua model dalam melakukan prediksi konsentrasi pencemar kesesuian model dengan kondisi wilayah studi, dan akurasi hasil prediksi dengan konsentrasi aktual di ambien, Pada penelitian ini, digunakan dua aplikasi permodelan yaitu model CALPUFF berbasis Lagragian, non-steady state, dan model AERMOD berbasis Gaussian Plume, steady state. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, dengan sumber emisi polutan TSP, SO2, dan NO2 dari cerobong pada PT. X. Untuk menentukan akurasi dari kedua model, digunakan beberapa jenis uji statistika yaitu koefisien korelasi (R), Index of Agreement (IOA), Fractional Bias (FB), Root Mean Square Error (RMSE), Galat, dan Mean Bias (MB). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi tertinggi untuk setiap polutan dan lokasinya memiliki nilai yang berbeda pada CALPUFF dan AERMOD. CALPUFF selalu menghasilkan nilai yang lebih tinggi dalam prediksi konsentrasi tertinggi (0.4129 µg/m3 untuk TSP, 0.6183 µg/m3 untuk SO2, dan 0.5016 µg/m3 untuk NO2) dibanding AERMOD (0.1256 µg/m3 untuk TSP, 0.2787 µg/m3 untuk SO2, dan 0.2258 µg/m3 untuk NO2). Secara keseluruhan, CALPUFF memiliki performa yang lebih baik dalam memodelkan polutan TSP, SO2, dan NO2 dibanding AERMOD dibuktikan dengan uji statistika terhadap hasil dispersi kedua model.