15318084_Anneke Sekar Sarinastiti_Abstrak Indonesia dan Inggris.pdf
]
PUBLIC Open In Flip Book Garnida Hikmah Kusumawardana
Pencemaran udara merupakan masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara
ambien oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara turun sampai pada tingkat tertentu. Untuk menjaga suatu
kawasan dari pencemaran udara, perlu adanya strategi untuk mengelola kualitas udara salah satunya adalah
dengan melakukan prediksi dispersi polutan dari suatu sumber menggunakan aplikasi permodelan Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap performa kedua model dalam melakukan prediksi
konsentrasi pencemar kesesuian model dengan kondisi wilayah studi, dan akurasi hasil prediksi dengan
konsentrasi aktual di ambien, Pada penelitian ini, digunakan dua aplikasi permodelan yaitu model CALPUFF
berbasis Lagragian, non-steady state, dan model AERMOD berbasis Gaussian Plume, steady state. Penelitian ini
dilakukan di Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, dengan sumber emisi polutan TSP, SO2, dan NO2
dari cerobong pada PT. X. Untuk menentukan akurasi dari kedua model, digunakan beberapa jenis uji statistika
yaitu koefisien korelasi (R), Index of Agreement (IOA), Fractional Bias (FB), Root Mean Square Error (RMSE),
Galat, dan Mean Bias (MB). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi tertinggi untuk setiap polutan
dan lokasinya memiliki nilai yang berbeda pada CALPUFF dan AERMOD. CALPUFF selalu menghasilkan nilai
yang lebih tinggi dalam prediksi konsentrasi tertinggi (0.4129 µg/m3 untuk TSP, 0.6183 µg/m3 untuk SO2, dan
0.5016 µg/m3 untuk NO2) dibanding AERMOD (0.1256 µg/m3 untuk TSP, 0.2787 µg/m3 untuk SO2, dan 0.2258
µg/m3 untuk NO2). Secara keseluruhan, CALPUFF memiliki performa yang lebih baik dalam memodelkan
polutan TSP, SO2, dan NO2 dibanding AERMOD dibuktikan dengan uji statistika terhadap hasil dispersi kedua
model.