BAB 1 Gabriella Esther Dameria P.
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Gabriella Esther Dameria P.
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Gabriella Esther Dameria P.
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Gabriella Esther Dameria P.
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Gabriella Esther Dameria P.
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Gabriella Esther Dameria P.
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri baterai untuk kendaraan listrik turut berkembang dengan meningkatnya
komitmen dunia untuk menekan emisi karbon. Salah satunya adalah baterai
LiFePO4, yang terus dikembangkan untuk kendaraan listrik karena daya tahan yang
tinggi, aman, kebutuhan bahan baku yang relatif murah, material yang ringan,
ramah lingkungan, efisiensi yang tinggi, juga ketahanan yang baik terhadap suhu
ekstrim. Di sisi lain, berbagai penelitian juga tengah dilakukan untuk mengkonversi
Ni dari produk nikel kelas II melalui jalur hidrometalurgi untuk menghasilkan
produk nikel kelas I, yang merupakan bahan baku untuk memproduksi katoda
baterai. Namun, penelitian terdahulu menunjukkan tingginya kandungan Fe dalam
larutan hasil pelindian yang hadir sebagai pengotor pada produk dan belum
termanfaatkan. Oleh karenanya, penelitian ini difokuskan untuk mempelajari opsi
sintesis FePO4 dari larutan yang mensimulasikan hasil pelindian serbuk NPI untuk
memanfaatkan Fe dan meminimalisasi kadar Fe dalam larutan hasil pelindian.
Larutan artifisial disiapkan dengan mengacu pada penelitian terdahulu terkait
pelindian NPI yang mengandung Fe, Ni, dan Co. Serangkaian percobaan presipitasi
FePO4 dilakukan menggunakan kaidah eksperimen faktorial 24 untuk mempelajari
pengaruh pH, temperatur, rasio mol P/Fe, dan %seed terhadap presipitasi Fe, kopresipitasi
Ni, dan ko-presipitasi Co. Proses dilanjutkan dengan percobaan ekstraksi
pelarut pada filtrat dari kondisi optimum presipitasi menggunakan Cyanex 272 pada
pH 5,5, temperatur 40 oC, rasio O/A 1, dan konsentrasi ekstraktan 10% (v/v). Proses
dilanjutkan dengan stripping menggunakan H2SO4 1 M pada temperatur 40 oC dan
rasio O/A 1. Konsentrasi Fe pada presipitat, konsentrasi Ni dan Co pada filtrat, dan
konsentrasi seluruh logam pada produk ekstraksi pelarut dianalisis menggunakan
atomic absorption spectroscopy (AAS) untuk mempelajari pengaruh setiap variabel
terhadap persen presipitasi logam serta menentukan kondisi optimum proses.
Setelahnya, dilakukan pengamatan terhadap mineralogi, struktur dan morfologi
produk pada kondisi optimum menggunakan scanning electron microscope (SEM),
dan particle size analysis (PSA). Hasilnya kemudian dibandingkan dengan FePO4
komersial.
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pH, rasio mol P/Fe, serta
%seed meningkatkan persen presipitasi Fe dan ko-presipitasi Ni dan Co. Di sisi
lain, temperatur berperan meningkatkan persen presipitasi Fe dan menurunkan kopresipitasi
logam lain. Kondisi optimum diperoleh pada pH 1,5, temperatur reaksi
50 oC, rasio mol P/Fe 1, dan tanpa penambahan seed dengan persen presipitasi Fe
81,44%, ko-presipitasi Ni 10,51%, dan ko-presipitasi Co 8,59%. Namun, struktur
dan morfologi yang diamati berupa bulky aggregation yang tidak tersebar dengan
ukuran dan bentuk yang merata. Percobaan ekstraksi pelarut menggunakan Cyanex
272 menunjukkan persen ekstraksi yang tinggi, yaitu 92,43% Ni dan 99,69% Co.