Perkembangan industri di Indonesia yang berkembang pesat menjadi pemicu terjadinya perubahan
pada setiap aktivitas industrial. Beberapa dampak perubahan yang menjadi pusat perhatian,
khususnya bagi industri manufaktur, adalah meningkatnya potensi bahaya pada proses produksi
serta kecelakaan akibat kerja (KAK). Untuk mengurangi dan mencegah hal tersebut, salah satu
aspek yang berperan penting adalah keselamatan kerja. Penerapan keselamatan kerja pada suatu
perusahaan dapat ditinjau dari kondisi iklim keselamatan kerjanya. Iklim keselamatan kerja
merupakan persepsi pekerja terhadap kebijakan, prosedur serta pelaksanaan keselamatan kerja di
lingkungan kerja. Berdasarkan data kecelakaan kerja PT X, didapatkan telah terjadi 23 kasus
kecelakaan kerja dalam kurun waktu dua tahun terakhir (2020-2022). Oleh karena itu, dilakukan
penelitian tentang analisis iklim keselamatan kerja pada pekerja di PT X, Jawa Barat. Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dan instrumen penelitian yang digunakan adalah
kuesioner Nordic Occupational Safety Climate Questionnaire (NOSACQ-50). Sampel penelitian
ini berjumlah 378 pekerja pada 13 departemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ratarata iklim keselamatan kerja di PT X, Jawa Barat sebesar 2,94 dimana termasuk kategori cukup
rendah dan memerlukan peningkatan perbaikan. Adapun dari 7 dimensi iklim keselamatan kerja
NOSACQ-50, terdapat 3 dimensi yang memiliki nilai rata-rata paling rendah dengan skor 2,91
yaitu dimensi pemberdayaan keselamatan kerja manajemen, dimensi keadilan keselamatan kerja
manajemen dan dimensi pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan. Dengan tingkat iklim
keselamatan kerja yang cukup rendah, diperlukan evaluasi dan peningkatan perbaikan terhadap
penerapan keselamatan kerja di PT X, Jawa Barat sehingga dapat meningkatkan iklim keselamatan
kerja dan menurunkan kasus kecelakaan kerja di antara para pekerja.