Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara dua benua dan dua samudera serta dilalui oleh jalur pertemuan lempeng tektonik. Kondisi ini mengakibatkan wilayah Indonesia rawan terjadi bencana alam. Peristiwa-peristiwa tersebut berdampak buruk pada bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Selain itu, sektor pertanahan juga menjadi sektor yang paling terdampak. Seperti yang terjadi saat bencana tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (2004), bencana ini mengakibatkan kerusakan dokumen pertanahan serta batas antar persil tanah yang hilang bahkan rusak. Dengan adanya keadaan tersebut, suatu basis data kadaster yang komprehensif untuk mengurangi dampak bencana terhadap sektor pertanahan sangat diperlukan. Penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk membangun model basis data kadaster multiguna untuk manajemen risiko bencana di wilayah Sesar Lembang. Metodologi yang dilalui adalah perencanaan penelitian, studi literatur, desain basis data spasial, pengumpulan data, pengolahan data, pembangunan basis data spasial, analisis, serta kesimpulan dan saran. Data-data yang digunakan adalah data bidang tanah, data batas administrasi desa, data infrastruktur, data bangunan, data kejadian bencana, data kependudukan, dan data indeks risiko bencana. Hasil penelitian menentukan spesifikasi dari kadaster multiguna yang akan diterapkan dalam aktivitas manajemen risiko bencana adalah menggunakan sistem koordinat TM-3° dengan ellipsoid referensi WGS-84 dan menggunakan peta dasar pendaftaran tanah skala 1 : 1000 dengan 5 layer hasil identifikasi yang menunjang penerapan kadaster multiguna untuk manajemen risiko bencana. Selain itu, penelitian ini juga menghasilkan model basis data kadaster multiguna untuk aktivitas manajemen risiko bencana yang terdiri dari 16 tabel. Desain kadaster multiguna untuk manajemen risiko bencana ini dapat digunakan sebagai standar dalam pembangunan sistem informasi geografis.