Survei Badan Pusat Statistik (2020) membuktikan bahwa 5% dari total penduduk
Indonesia menyandang disabilitas. Salah satu bentuk disabilitas berbentuk
keterbatasan penglihatan yang disebut low vision. Hak kesamaan kesempatan dan
aksesibilitas penyandang disabilitas sebagai warga negara Indonesia diatur dalam
UU No. 8 Tahun 2016. Salah satu perwujudan hak tersebut ialah dengan
mengembangkan teknologi asistif. Tugas akhir ini berisi perancangan desain
interaksi untuk teknologi asistif berupa aplikasi mobile pendeteksi objek real time
yang ditujukan untuk menjawab salah satu permasalahan yang dialami low vision,
yakni mengidentifikasi barang di sekitar. Perancangan dilakukan dengan
pendekatan user-centered design yang memiliki fokus pada kebutuhan pengguna.
Hasil akhir dari rancangan berupa high-fidelity prototype yang terdiri atas
rancangan alur aplikasi dan antarmuka. Rancangan desain dievaluasi kelayakannya
dengan pelaksanaan usability testing kepada penyandang low vision. Desain
dirancang dengan usability dan user experience goals berupa effective to use,
efficient to use, dan helpful. Ketercapaian goals tersebut dinilai dengan penilaian
skor Task Completion Rate, System Usability Scale (SUS), Single Easy Question
(SEQ), perbandingan jumlah langkah dengan aplikasi serupa, Intrinsic Motivation
Inventory (IMI) subskala value/usefulness, dan pertanyaan tambahan kepada
responden. Setelah dilakukan implementasi dan evaluasi rancangan desain
sebanyak dua iterasi, terciptalah desain akhir dengan ketercapaian skor Task
Completion Rate 100% (dari 100%), skor SUS 86,5 (dari 100), skor SEQ 6,56 (dari
7), jumlah langkah lebih sedikit daripada aplikasi serupa, dan skor IMI 6,69 (dari
7). Berdasarkan skor tersebut, dapat disimpulkan keseluruhan goals telah tercapai.