Keberadaan pelabuhan sangat penting guna menunjang kepentingan sebuah
wilayah. Salah satu cara memenuhi kebutuhan sebuah wilayah adalah dengan
melakukan pembangunan pelabuhan baru atau pengembangan pelabuhan yang
telah ada. Dalam hal ini pembangunan pelabuhan di Tanjung Carat direncanakan
untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Palembang dan sekitarnya.
Rencana pengembangan pelabuhan di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin,
Sumatera Selatan dilakukan guna menggantikan pelabuhan yang telah ada
sebelumnya. Salah satu fasilitas perairan yang dibutuhkan yaitu alur pelayaran,
sehingga perlu dilakukan perencanaan alur untuk kapal rencana dengan spesifikasi
kapal Kontainer 15000 DWT dengan standar OCDI 2020. Analisis dilakukan pada
alur eksisting berdasarkan hasil pemodelan gelombang, pemodelan arus serta
sedimentasi menggunakan software SMS 8.1. Hasil analisis didapatkan bahwa
lebar alur eksisting sebesar 300 m memenuhi syarat batas desain dengan kedalaman
alur minimal sebesar 10,00 m. Hasil analisis alur pelayaran eksisting terhadap
gelombang diketahui bahwa alur tersebut dinyatakan layak digunakan karena arah
alur tidak tegak lurus terhadap arah datang gelombang. Selain itu hasil analisis
sedimentasi selama satu tahun menunjukkan bahwa pada alur pelayaran eksisting
terjadi pendangkalan pada titik SED 1 yaitu 385,24 mm/tahun, diikuti titik SED 2
yaitu 338,80 mm/tahun, titik SED 3 yaitu 196,92 mm/tahun, dan yang terendah
pada titik SED 4 yaitu 120,35 mm/tahun. Tercatat rata-rata konsentrasi sedimen
yang terjadi hasil dari pemodelan sedimen pada titik SED 1 sebesar 97,14 mg/liter,
disusul dengan SED 2 (85,44 mg/liter), SED 3 (49,67 mg/liter), dan SED 4 (30,35
mg/liter). Untuk mendapatkan alur pelayaran yang mampu melayani kapal rencana,
dibutuhkan volume capital dredging sebesar 445.890 m3. Akibat faktor
pendangkalan yang terjadi pada alur maka perlu dilakukan maintenance dredging
dengan volume sebesar 269.883,3 m3/tahun.