Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan salah satu upaya dalam
mengembangkan infrastruktur transportasi publik di Indonesia dengan
membangun teknologi kereta berkecepatan tinggi pertama di Indonesia. Isu
aksesibilitas menjadi penting dengan dipindahkannya stasiun akhir Kereta Cepat
ke Padalarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
paling berpengaruh terhadap pemilihan moda Kereta Cepat Jakarta-Bandung
dengan mengembangkan model binomial logit. Data dikumpulkan dengan metode
stated preference, melalui kuesioner yang disebarkan secara online dengan target
responden orang yang sudah pernah melakukan perjalanan dari Jakarta ke
Bandung dan mengasumsikan kondisi responden tanpa pandemi. Analisis data
pada penelitian ini memanfaatkan perangkat lunak Biogeme yang dirancang untuk
membuat model dengan spesifikasi parameter model dan fungsi likelihood-nya
dengan menggunakan bahasa pemrograman Phyton. Model binomial logit
dibangun dengan membandingkan moda kereta cepat dengan masing-masing
moda kereta api konvensional, shuttle travel, dan mobil. Hasil analisis untuk
masing-masing perbandingan moda menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi pemilihan moda kereta cepat terhadap kereta api adalah signifikan
terhadap faktor biaya akses dan tarif; lalu pemilihan moda kereta cepat terhadap
shuttle travel adalah signifikan terhadap faktor biaya akses, tarif, dan waktu
egress; dan terakhir pemilihan moda kereta cepat terhadap mobil adalah signifikan
terhadap semua faktor yaitu, biaya akses, tarif, biaya egress, waktu tempuh akses,
waktu tempuh moda, dan waktu tempuh egress. Dari keseluruhan hasil, diperoleh
indikasi bahwa mobil pribadi masih memiliki potensi lebih disukai untuk
perjalanan dari Jakarta ke Bandung saat kereta cepat dioperasikan