
COVER Mohamad Vigar Parasdhika
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza 
BAB 1 Mohamad Vigar Parasdhika
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza 
BAB 2 Mohamad Vigar Parasdhika
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza 
BAB 3 Mohamad Vigar Parasdhika
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza 
BAB 4 Mohamad Vigar Parasdhika
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza 
PUSTAKA Mohamad Vigar Parasdhika
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza
Indonesia, dengan 270 juta penduduk dan pertumbuhan PDB 4-5%, memegang peran
penting sebagai pemain industri petrokimia di Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia
memiliki potensi permintaan yang besar dengan keunggulan bonus demografi dan
kelas menengah yang terus tumbuh. Dengan keunggulan tersebut, Indonesia
diharapkan dapat meningkatkan daya beli, yang berpotensi berdampak pada
pertumbuhan permintaan petrokimia berbasis olefin, misalnya pada kemasan barang
pelanggan, konstruksi, dan bahan otomotif. Sebagai pemain penting dalam industri
petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA) saat ini merupakan produsen olefin
tertinggi ketujuh dengan hampir 2.100 KTA dan produsen poliolefin tertinggi kelima
dengan 1.200 KTA di Asia Tenggara. Fluktuasi harga minyak mentah mengubah kinerja
keuangan TPIA. Dari sisi lain, hal ini menjadi peluang untuk mengumpulkan sahalm
berfundamental baik dengan harga yang lebih rendah pada kondisi tertentu pasar
minyak mentah—penelitian menggunakan data sekunder dari laporan tahunan TPIA
periode 2017 hingga 2021. Data diolah menggunakan metode penilaian absolut melalui
Discounted Cash Flow terhadap proyeksi Free Cash Flow to Equity. Nilai wajar TPIA
pada akhir tahun 2021 terhitung sebesar Rp 625 – 1.361/saham, sehingga menyebabkan
harga pasar dinilai terlalu tinggi sebesar Rp2650/saham. Pengamatan lebih lanjut juga
dilakukan, dengan hasil bahwa harga minyak mentah berdampak signifikan terhadap
laba bersih TPIA namun kurang berdampak pada nilai wajarnya. Sebaliknya, nilai
wajar TPIA lebih sensitif terhadap pertumbuhan laba kotor, depresiasi & amortisasi.