digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aldri Hardiansyah
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER - Aldri Hardiansyah.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Aldri Hardiansyah.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Aldri Hardiansyah.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Aldri Hardiansyah.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Aldri Hardiansyah.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Aldri Hardiansyah.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Aldri Hardiansyah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Aldri Hardiansyah.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Cagar Alam Gunung Tilu (CAGT) menjadi tempat pelepasliaran primata endemik Jawa Barat seperti Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), Surili (Presbytis comata), dan Owa Jawa (Hylobates moloch). Hal ini karena kawasan CAGT memiliki kondisi lingkungan yang stabil baik dari ketersedian pakan yang melimpah dan keadaan ekologi di kawasan hutan masih asri. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mengenai kesesuaian habitatnya dalam mendukung upaya kegiatan pelepasliaran primata sehingga dapat meningkatkan populasi primata endemik Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor biofisik yang paling berpengaruh dalam kesesuaian habitat primata endemik Jawa di CAGT dan menentukan kesesuaian habitat primata endemik Jawa. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dalam menemukan titik perjumpaan primata endemik Jawa dan pemodelan kesesuaian habitat primata endemik Jawa dengan metode pembobotan menggunakan analisis komponen utama (PCA) berdasarkan variabel habitat berupa nilai NDVI ketinggian, kelerengan, jarak dari sungai, dan jarak dari jalan yang kemudian dibuat kedalam bentuk peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ketinggian dan Jarak dari Sungai merupakan faktor paling penting dalam kesesuaian habitat primata endemik Jawa di CAGT. Model kesesuaian habitat primata endemik Jawa diklasifikasikan menjadi tiga kelas. Kelas habitat kesesuaian tinggi seluas 2949,8 ha, kesesuaian sedang seluas 3060,1 ha, dan kesesuaian rendah seluas 1201,01 ha. Model kesesuaian habitat primata endemik Jawa mendapatkan tingkat validasi 55,55%.