digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rakha Ammarsetya Nugeraha
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Rakha Ammarsetya Nugeraha
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Rakha Ammarsetya Nugeraha
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Rakha Ammarsetya Nugeraha
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rakha Ammarsetya Nugeraha
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rakha Ammarsetya Nugeraha
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia memiliki total cadangan batubara sebesar 37,52 milyar ton per Juni 2021, dengan 36% cadangannya dikategorikan sebagai batubara kalori rendah, termasuk lignit, yang pemanfaatannya di Indonesia masih terbatas pembakaran langsung sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap. Salah satu alternatif dari pemanfaatan lignit adalah pirolisis batubara yang menghasilkan produk char, tar, dan gas. Kandungan volatile matter yang tinggi dalam lignit membuat pirolisisnya menghasilkan lebih banyak tar dan gas, menyisakan char dengan calorific value (CV) yang lebih tinggi. Parameter utama yang mempengaruhi karakteristik produk pirolisis adalah temperatur pirolisis, ukuran partikel, laju pemanasan. Penelitian mengenai pirolisis lignit sudah banyak dilakukan, namun karena rentang variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut terbatas, sifat batubara yang heterogen, dan banyaknya variasi variabel operasi yang digunakan menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat terkait pengaruh parameter pirolisis terhadap karakteristik produk. Oleh sebab itu, diperlukan ulasan untuk menjelaskan pengaruh parameter pirolisis lignit pada rentang yang lebih luas untuk menentukan parameter optimum dari masing-masing produk. Ulasan ini dimulai dengan pengumpulan literatur dalam situs penyedia publikasi internasional dan buku terkait proses pirolisis lignit yang membahas pengaruh temperatur pirolisis, ukuran partikel, dan laju pemanasan terhadap karakteristik produknya. Kemudian dilakukan pengumpulan data, pengolahan data, dan visualisasi dalam bentuk grafik. Hasil pengolahan data kemudian dibahas dan dibandingkan apabila terdapat perbedaan kesimpulan antar literatur. Hasil ulasan menunjukkan bahwa peningkatan temperatur pirolisis akan menurunkan char yield dengan GCV char tertinggi diperoleh pada 600°C hingga 30,53 MJ/kg dengan char yield pada kisaran 42,41-52,68%. Tar yield terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada temperatur pirolisis 500-600°C pada kisaran 2,4-11,2%. Gas yield juga meningkat dengan GCV gas tertinggi diperoleh pada 900°C hingga 18,8 MJ/Nm3 dengan gas yield 29,9%. Peningkatan ukuran partikel akan meningkatkan char yield, dan gas yield, serta menurunkan tar yield. Pada fraksi ukuran partikel 6-10 mm, diperoleh char yield tertinggi pada kisaran 72,18-89,4% dan gas yield tertinggi hingga 9,48%. Sedangkan pada fraksi ukuran 0,08-1,25 mm, diperoleh tar yield tertinggi hingga 15,5%. Peningkatan laju pemanasan akan menurunkan char yield, menurunkan tar yield, dan gas yield. Pada laju pemanasan 0,05°C/s, diperoleh char yield hingga 85,5%. Pada laju pemanasan 1.000°C/s, diperoleh tar yield hingga 22,63%, dan pada 5.700°C/s, diperoleh gas yield hingga 35,41%. Ukuran kritis ditemukan memiliki pengaruh signifikan terhadap tar yield yang dihasilkan.