digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Area sekitar Ciparay Bandung memiliki indikasi keberadaan sesar yang memanjang berarah Barat Laut - Tenggara. Sesar ini memiliki potensi bahaya yang tinggi, karena terletak dekat dengan daerah padat penduduk, oleh karena itu, pendugaan keberadaan struktur patahan dan zona jalur patahan di daerah ini sangat penting. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan struktur patahan dan membuat model bawah permukaan di area sekitar Ciparay. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan data gravitasi observasi hingga didapatkan anomali Bouguer Lengkap, dengan background density 2.5 gr/cc. Nilai anomali Bouguer lengkap daerah Ciparay memiliki rentang 122 sampai 158 mGal. Kemudian dilakukan pemisahan anomali menggunakan filter Moving Average, Butterworth, Gaussian dan SVD operator Elkins. Nilai anomali regional dan residual yang diperoleh memiliki rentang dan kecenderungan yang hampir sama. Dari peta anomali residual yang dihasilkan, dipilih peta anomali residual dengan metode Butterworth dan Moving Average karena memiliki banyak kesesuaian dengan kondisi geologi permukaan terutama dalam identifikasi struktur pada pola lineasi anomali residualnya. Selanjutnya dilakukan analisis struktur bawah permukaan dengan analisis korelasi FHD dan SVD serta analisis kelurusan menggunakan Fault Fracture Density. Nilai FHD maksimum, SVD bernilai 0 dan area dengan nilai FFD tinggi (0,38 - 0,77 km/km2) mengindikasikan adanya struktur patahan dangkal. Berdasarkan analisis kelurusan data DEM didapatkan informasi tentang kelurusan berarah Barat Laut – Tenggara. Untuk memperkuat interpretasi struktur digunakan metode sinyal analitik dan dekonvolusi Euler yang dapat mengidentifikasi kedalaman dan batas tepian sumber anomali. Selanjutnya dilakukan pemodelan kedepan 2D pada lintasan berarah Barat Daya – Timur Laut. Hasil pemodelan menunjukkan adanya perlapisan sesuai dengan peta geologi dengan nilai anomali tinggi sebagai respon dari intrusi batuan beku yang muncul sampai dekat permukaan sedangkan anomali rendah sebagai respon dari endapan danau dan batuan gunungapi Malabar-Tilu