Persamaan nonlinear Schr¨odinger adalah persamaan yang banyak diaplikasikan
dalam berbagai macam bidang keilmuan, baik untuk kasus kontinu maupun kasus
diskrit. Kedua kasus tersebut dapat menghasilkan kasus snaking dengan faktor
utama dalam kasus diskrit adalah bagian Laplacian. Dalam tesis ini, akan diperiksa
snaking dari persamaan nonlinear Schr¨odinger diskrit dengan kisi wajik satu
dimensi. Persamaan ini dapat ditransformasi menjadi persamaan diskrit Allen-Cahn
time-independent.
Beberapa metode numerik utama yang akan digunakan dalam tesis ini adalah
kontinuasi numerik dan metode augmented. Kontinuasi numerik digunakan untuk
melihat perubahan solusi suatu persamaan differensial terhadap suatu parameter
dan merupakan salah satu alat utama untuk membuat diagram bifurkasi. Metode
augmented digunakan untuk mencari titik bifurkasi suatu persamaan diferensial
dengan menambahkan syarat keberadaan nilai eigen bernilai nol. Karena solusi
dari persamaan nonlinear Schr¨odinger tidak dapat dicari secara analitik, diperlukan
metode numerik tambahan untuk mencari solusi persamaan tersebut. Metode yang
digunakan untuk mencari solusi adalah metode optimasi.
Pada kasus kisi satu dimensi, terdapat lima solusi uniform; satu solusi trival,
dua solusi upper, dan dua solusi lower. Solusi trivial akan bersifat stabil linear
saat parameter frekuensi bernilai negatif dan tidak stabil saat parameter bernilai
positif. Solusi uniform upper akan selalu stabil linear dan solusi uniform lower
akan selalu tidak stabil. Kestabilan linear dari solusi uniform dapat diperiksa
dengan menggunakan persamaan relasi dispersi. Persamaan relasi dispersi didapat
dengan mencari solusi di sekitar solusi uniform dengan bentuk menyerupai solusi
persamaan difusi. Dengan parameter bagian nonlinear tertentu, terdapat selang
frekuensi sehingga terdapat dua solusi stabil. Di daerah bistabil ini, terdapat solusi
localized dengan kriteria terdapat site yang berada di solusi upper dan ada site
lain yang berada di solusi trivial. Penghubung antar solusi stabil disebut sebagai
front dan menjadi faktor utama kestabilan solusi localized. Analisis perubahan
solusi localized terhadap parameter frekuensi dapat memunculkan perilaku snaking.
Snaking dapat dilihat sebagai perubahan kestabilan dari solusi localized sedemikian
hingga diagram bifurkasi berbentuk mengular. Kemudian lebar snaking akan
mengecil seiring dengan membesarnya coupling strength. Ini menunjukkan bahwa
persamaan akan tidak memiliki snaking pada kasus kontinu. Lebar snaking ini akan
disebut sebagai pinning region
Pada kasus kisi wajik satu dimensi, site dibagi menjadi tiga bagian untuk
memudahkan definisi. Sistem ini memiliki solusi uniform dengan kestabilan linear
yang serupa dengan kasus kisi satu dimensi. Perbedaan pertama pada kasus kisi
wajik satu dimensi adalah adanya tiga persamaan relasi dispersi, dengan satu
persamaan membentuk flat-band. Di daerah bistabil, terdapat solusi localized,
dengan dua jenis solusi site-centred dan solusi bond-centred. Snaking pada kasus
kisi wajik satu dimensi akan muncul jika kontinuasi numerik dimulai dari kasus
site-centred. Hal ini dikarenakan solusi localized yang didapatkan harus memiliki
sifat simetri. Kemudian snaking akan memiliki kasus snaking tambahan yang
disebut sebagai inner snaking. Hal ini disebabkan oleh tidak seragamnya front
akibat perbedaan struktur. Kemudian, pinning region untuk inner snaking akan
lebih cepat menghilang dibandingkan pinning region dari snaking utama untuk
coupling strength yang membesar. Hal ini menandakan bahwa struktur wajik satu
dimensi akan mendekati struktur satu dimensi terlebih dahulu sebelum menjadi
kasus kontinu. Lebih jauh lagi, pinning region pada kasus kisi wajik satu dimensi
lebih besar daripada pinning region pada kasus kisi satu dimensi. Ini karena
struktur kisi wajik yang lebih luas daripada kisi satu dimensi sehingga perlu
coupling strength yang lebih besar untuk meniadakan kasus snaking. Pinning
region yang didapatkan dengan menggunakan metode augmented akan lebih besar
dibandingkan dengan melakukan snaking karena snaking tidak dapat secara eksak
menentukan titik bifurkasi saddle-node dan selalu berubah arah di nilai yang lebih
kecil.