digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Negara tidak hanya surga untuk berbagai flora dan fauna, tetapi juga untuk bisnis beroperasi oleh karena sumber daya alam yang belimpah dengan biaya yang rendah. Indonesia telah menjadi sorotan dunia sebagai salah satu penyumbang sampah terbesar. Menjadi salah satu negara terbesar dan terpadat di dunia, limbah massal yang dihasilkan telah menyebabkan meningkatnya kepunahan bagi flora dan fauna yang alhasil membuat rasa kegelisahan untuk dunia. Studi menunjukkan bahwa bisnis memainkan peran besar dalam masyarakat dalam fungsinya dan kondisi lingkungan yang terkait dengan kontribusi limbahnya. Telah ditemukan bahwa 20 bisnis besar di dunia menopang 55% sampah plastik secara global. Hal ini membuktikan seberapa besar dampak bisnis yang berperan bagi lingkungan itu sendiri.Studi ini akan membahas bagaimana berbeda sektor bisnis dapat melakukan mitigasi pengelolaan limbah menggunakan alat digital. Implementasi perangkat digital atas penglolaan limbah sangat penting terutama dalam konteks Industri 4.0 saat ini. Ada urgensi bagi pelaku bisnis Indonesia untuk dapat beradaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi yang telah ada oleh karena perangkat digital dapat mengelola dan mengurangi kekacauan yang ada saat ini. Studi telah menemukan melalui penerapan alat digital, dapat membuat bisnis menjadi lebih efisien, hemat biaya, meningkatkan profitabilitas, dan adanya peningkatan produktivitas. Studi ini adalah penelitian eksplorasi dengan tujuan untuk mempelajari peluang digitalisasi terhadap pengelolaan limbah untuk berbagai sektor bisnis di Indonesia. Penelitian ini menganalisis proses dan aktivitas bisnis berdasarkan SCOR 5 sektor bisnis di Indonesia yaitu Sektor Ekstraktif, Sektor Manufaktur, Sektor Urbanisasi (Bergerak dan Tetap), dan Sektor Kontrol dan lalu memberi saran dan solusi yang layak di terapkan. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa meskipun aktivitas untuk berbagai sektor berbeda, permasalahan semua berakar pada ketidakmampuan untuk memprediksi permintaan secara akurat yang menyebabkan isu dalam kelebihan atau kekurangan stok dan risiko kecelakaan karena sistem penyimpanan. Sistem inventaris dalam penelitian ini terbukti menjadi masalah dalam isu pengelolaan limbah. Selain itu, mempunyai kelebihan komoditas/produk dapat menimbalkan barang cacat dan produk untuk tidak dapat digunakan yang dapat menyebabkan untuk membuang lebih banyak limbah untuk bisnis. Oleh karena itu, disarankan untuk menerapkan alat digital seperti ERP-Inventory Analytics untuk mendapatkan aktivitas inventaris secara real time, Wireless System Network untuk membantu penyimpanan komoditas dengan benar untuk mengurangkan risiko kecelakaan dan perubahan kualitas produk, lalu Logistic Alliance Traffic Application yang dapat mengoordinasikan aktivitas di pelabuhan untuk mengurangi dwell time, dan Take Back Program untuk bisnis untuk dapat mendaur ulang atau membuang barang yang telah di pakai dengan benar.