digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Nadia Delfi Zafira
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Nadia Delfi Zafira
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nadia Delfi Zafira
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Nadia Delfi Zafira
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nadia Delfi Zafira
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Nadia Delfi Zafira
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Nadia Delfi Zafira
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

Astaksantin adalah senyawa karotenoid dengan sifat antioksidan yang sangat kuat. Astaksantin banyak dimanfaatkan di industri kecantikan dan kesehatan sehingga kebutuhan akan astaksantin terus meningkat. Senyawa ini dapat diproduksi oleh alga hijau, di antaranya makroalga Spirogyra sp. yang seringkali ditemui di perairan Indonesia. Namun, kadar astaksantin dalam Spirogyra sp. masih rendah. Oleh karena itu diperlukan suatu metode kultivasi untuk dapat meningkatkan produksi astaksantin pada Spirogyra sp. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kadar N dan P optimum untuk meningkatkan produksi astaksantin pada Spirogyra sp. Kultivasi dilakukan selama 14 hari pada medium Blue Green dengan konsentrasi inokulum sebesar 6 g/L. Kadar N/P pada medium divariasikan menjadi 1,1/0,01; 1,1/0,03; 1,1/0,09; 2,2/0,01; 2,2/0,03; 2,2/0,09; 6,6/0,01; 6,6/0,03; dan 6,6/0,09 mM. Sampling berat kering biomassa, kadar nitrat pada medium, dan kadar astaksantin dilakukan setiap 3 (tiga) hari. Biomassa kering kemudian diekstraksi dengan metode maserasi dan pelarut aseton untuk memperoleh ekstrak yang mengandung astaksantin. Ekstrak ini kemudian dianalisis menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography dengan kolom C18, eluen metanol HPLC grade:akuabides (95:5) dengan kecepatan aliran 1 mL/menit, dan detektor Photodiode array UV-Vis ? 482 nm. Pada penilitian ini, akumulasi biomassa tertinggi ditemukan pada kadar N dan P sebesar 1,1 dan 0,03 mM, yaitu 485 mg berat kering dengan laju pertumbuhan sebesar 0,2203 hari-1. Analisis RSM kemudian dilakukan sehingga diperoleh nilai kadar N dan P optimum untuk kultivasi Spirogyra sp. yaitu 0,83 dan 0,04 mM. Akumulasi astaksantin tertinggi didapatkan pada biomassa yang dikultivasi pada medium dengan kadar N/P 1,1/0,01 mM, yaitu 0,067-0,269 mg/g berat kering dengan akumulasi tertinggi pada hari kultivasi ke-12. Analisis RSM juga dilakukan sehingga diperoleh nilai kadar N dan P optimum untuk akumulasi astaksantin pada Spirogyra sp. yaitu 0,94 mM dan 0,01 mM. Pemodelan Logistik, Monod, dan Luedeking-Piret untuk seluruh variasi telah dilakukan untuk memperoleh parameter berupa laju pertumbuhan Spirogyra sp. sebesar 0,08 hingga 0,32 hari-1,nilai ?max sebesar 0,18±0,02 hari-1, kN 68,2±24,2 mg/L, ki 301,8±78,5 mg/L, YN 0,93±0,68 g biomassa/nitrat, ? 0,36±0,69, ? -0,01±0,02, dan kd 0,04±0,03. Berdasarkan hasil penelitian, produktivitas astaksantin tertinggi terdapat pada variasi kadar N 1,1 mM dan P 0,09 mM, yaitu 0,07 ?g/cm2/hari. Pada penelitian ini, akumulasi biomassa meningkat seiring menurunnya kadar N dan rasio N:P. Akumulasi astaksantin meningkat seiring menurunnya kadar N dan P. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan defisiensi N dan P dapat meningkatkan produksi serta produktivitas astaksantin pada Spirogyra sp.