digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Rangkaian gempa swarm terjadi pada akhir 2015 hingga 2017 di wilayah vulkanik Gunung Api Jailolo. Kejadian gempa swarm tersebut dapat diartikan sebagai penanda peningkatan aktivitas gunung api. Proses yang menjadi pemicu gempa swarm diduga berasal dari rambatan dike yang bergerak secara lateral. Oleh karena itu, identifikasi keberadaan geofluida baik magmatik maupun non-magmatik dan struktur di kerak bagian atas penting diketahui untuk memahami proses terjadinya gempa di lingkungan vulkanik. Keberadaan fluida dan struktur dapat dipahami dengan menggunakan citra tomografi. Gambaran ini dapat diperoleh berdasarkan kecepatan seismic yang berasosiasi dengan karakteristik material dibawah permukaan. Pada penelitian dilakukan pemodelan kecepatan gelombang geser berdasarkan tomografi ambient seismic noise dari data 35 stasiun seismic sementara jaringan 7G BMKG-GFZ yang dipasang setelah terjadi peningkatan gempa swarm di Jailolo. Struktur kecepatan gelombang S (Vs) memperlihatkan adanya zona kecepatan tinggi (perturbasi >20%) dibawah komplek Gn. Jailolo dan Teluk Jailolo. Sementara zona kecepatan rendah (perturbasi < -20%) disekitarnya dapat berasosiasi dengan endapan piroklastik dan sistem hydrothermal.