FILZA NUR SABRINA.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Kehadiran limbah elektronik khususnya limbah gawai terus meningkat setiap tahun seiring
perkembangan teknologi yang begitu pesat. Didukung era serba digital seperti saat ini dan
terjadinya pandemi covid-19, menuntut setiap orang untuk menggunakan gawai agar tetap
terhubung antara satu dan lainnya. Perangkat elektronik yang terus berkembang dengan
munculnya model baru dari produsen barang elektronik dengan harga yang terjangkau,
sejalan dengan meningkatnya timbulan limbah elektronik gawai. Namun hingga saat ini
belum ada ketentuan teknis dan sistem yang memadai dalam pengelolaan limbah elektronik
di Kota Banda Aceh. Komponen limbah elektronik gawai masih dapat bernilai ekonomis
bila didaur ulang. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengestimasi potensi
timbulan limbah elektronik gawai di Kota Banda Aceh. Pada penelitian ini data primer
diambil melalui kuisioner sebanyak dua kali. Kuisioner pendahuluan digunakan untuk
menentukan ruang lingkup 3 jenis gawai yang paling banyak dimiliki oleh warga Kota
Banda Aceh dan terpilih handphone, earphone, dan charger sebagai objek penelitian.
Dilanjut, kuisioner utama/lanjutan yang disebarkan untuk menentukan potensi timbulan
limbah elektronik, perilaku konsumen, material flow analysis, dan willingness to
participate pada 423 responden yang dihitung berdasar rumus yamane dengan metode
proportional random sampling. Potensi timbulan limbah elektronik gawai dihitung dengan
metode delay model, hasil proyeksi menunjukkan timbulan limbah elektronik gawai di
Kota Banda Aceh mencapai 17,32 ton pada tahun 2022 dan 62,14 ton pada tahun 2050.
Berdasarkan identifikasi perlakuan konsumen dengan metode analisis tabulasi silang,
perilaku umum konsumen adalah menyimpan gawai tidak terpakai untuk jenis handphone.
Sedangkan untuk aksesoris gawai seperti earphone dan charger, lebih banyak perlakuan
dibuang. Dari jumlah timbulan limbah elektronik gawai, aliran material limbah elektronik
gawai yang terbuang ke lingkungan sebesar 36,66% akumulasi dari konsumen dan jasa
servis. Dengan proyeksi timbulan dan tingginya bahaya limbah elektronik bagi kesehatan
dan lingkungan, disusun usulan konsep pengelolaan limbah elektronik gawai dengan
mempertimbangkan willingness to participate masyarakat. Hal ini meliputi kegiatan
pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan, hingga peningkatan edukasi yang terintegrasi
terkait pengelolaan limbah elektronik gawai yang sesuai di Kota Banda Aceh.