digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Leta Lestari
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 1 Leta Lestari
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 2 Leta Lestari
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 3 Leta Lestari
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 4 Leta Lestari
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 4 Leta Lestari
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 5 Leta Lestari
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 6 Leta Lestari
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

PUSTAKA Leta Lestari
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

Metode tambang terbuka merupakan metode penambangan yang paling banyak digunakan di tambang batubara Indonesia. Pada akhir kegiatan pertambangan dengan menggunakan metode ini, berpotensi menyisakan lubang bekas tambang (void), yang disebabkan oleh kekurangan batuan penutup pada saat proses penimbunan kembali (backfilling). Void yang ditinggalkan berpotensi terisi oleh air hujan maupun air tanah dan membentuk pit lake. Dalam perencanaan pascatambang, pit lake dikategorikan sebagai reklamasi bentuk lain yang dapat digunakan sebagai resevoir air, pengendalian banjir, buffering ekosistem, akuakultur, pertaniam dan/atau pembangkit listrik. Namun, jika ditinggalkan tanpa adanya pengelolaan, void (yang akan menjadi pit lake) berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Oleh sebab itu keberadaan void yang terbentuk perlu diidentifikasi secara spasial supaya dapat segera terpantau dan dapat disusun opsi pengelolaannya lebih awal. Data citra Sentinel 2 dapat digunakan untuk monitoring lahan, sehingga void dapat diidentifikasi keberadaannya berdasarkan data citra tersebut. Pemetaan void dilakukan berdasarkan klasifikasi tutupan lahan yang memiliki akurasi paling baik berdasarkan koefisien kappa. Klasifikasi tutupan lahan menggunakan metode Object-Based Image Analysis (OBIA) memiliki akurasi yang paling baik dibandingkan dengan indeks spektral (NDVI, NDWI, dan MNDWI). Nilai koefisien kappa OBIA tahun 2018 dan 2020 masing-masing 86,1 % dan 96,4%, sedangkan koefisien kappa indeks spektral (NDVI, NDWI, MNDWI) tahun 2018 dan 2020 rata-rata dibawah 80%. Oleh sebab itu, pemetaan void dilakukan berdasarkan dengan analisis badan air yang diidentifikasi berdasarkan dengan klasifikasi tutupan lahan menggunakan metode OBIA. Berdasarkan data citra Sentinel 2, potensi void memiliki luas minimum 1 Ha, dengan nilai elongation 0,2 – 1 dan circularity 0,1 – 0,8. Potensi void dibedakan menjadi 2 kategori berdasarkan WIUP yaitu potensi void di dalam WIUP dan di luar WIUP. Potensi void di dalam WIUP diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan tutupan lahan yaitu void final dan void non final. Berdasarkan parameter tersebut, pada tahun 2018 terdapat 40 potensi void di dalam WIUP yang terdiri dari 10 void final dan 30 void non final, sedangkan tahun 2020 terdapat 62 potensi void di dalam WIUP yang terdiri dari 28 void final dan 34 void non final. Selain itu, pada tahun 2018 dan 2020 masing-masing terdapat 5 dan 8 potensi void di luar WIUP