Kerusakan jalan merupakan suatu hal yang pasti akan terjadi dan tidak dapat dihindari . Namun kebanyakan jalan di Indonesia mengalami kerusakan struktural lebih cepat dari umur masa layannya meskipun telah dilakukan pemeliharaan jalan. Sehingga untuk mempertahankan kondisi jalan sesuai dengan rencana dan tetap mengontrol biaya maka dibutuhkan pemeliharaan jalan yang sesuai.
Dalam penelitian ini dilakukan prediksi kondisi fungsional jalan selama umur rencana 10 tahun menggunakan metode MEPDG sebagai dasar dilakukannya penyusunan program pemeliharaan jalan dan mengembangkan beberapa skenario program pemeliharaan jalan yang mengacu kepada interval tahap pekerjaan peningkatan jalan. Pada analisis prekdisi kinerja perkerasan menggunakan metode MEPDG dipengaruhi oleh beberapa jenis kerusakan seperti rut dept dan load related cracking (alligator dan longitudinal cracking) yang akan menghasilkan output kondisi fungsional jalan dengan output IRI. Kondisi kerusakan perkerasan dari hasil penelitian didapatkan rata-rata rut depth di akhir umur rencana 2,932 mm, rata-rata alligator cracking sebesar 21,12% dan longitudinal cracking 12,30%. Berdasarkan output prediksi nilai IRI yang didapatkan, dikembangkan program pemeliharaan jalan menjadi 4 skenario dengan perbedaan pada interval tahap pekerjaan peningkatan jalan, dimana didapatkan nilai pemeliharaan jalan minimum pada skenario ke 2 (seluruh peningkatan jalan dilakukan di awal tahun rencana) dengan akumulasi biaya pemeliharaan jalan nilai sekarang (present value) yakni sebesar Rp. 90.398.840.707,00-. Skenario tersebut membutuhkan biaya pemeliharaan yang besar diawal tahun rencana, namun mampu memberikan akumulasi biaya paling kecil dibandingkan dengan skenario lainnya.