Retinopati diabetik adalah komplikasi dari penyakit diabetes yang dapat
menyebabkan kebutaan. Gula darah tinggi pada pembuluh retina mengakibatkan
penyumbatan serta kebocoran cairan pembuluh darah. Diperlukan pendeteksian
penyakit sedini mungkin dengan mendeteksi tanda-tanda klinis penyakit pada
retina. Proses screening penyakit retinopati diabetik harus dilakukan rutin dan akan
membutuhkan tenaga ahli mata yang banyak. Pendeteksian tanda klinis
menggunakan komputer dapat membantu dalam proses ini. Salah satu tanda klinis
yang menjadi ciri dari penyakit retinopati diabetik adalah hard exudate. Hard
exudate merupakan cairan pembuluh darah yang bocor akibat kerusakan dinding
pembuluh darah dan keberadaan telah diasosiasikan dengan peningkatan risiko
penurunan penglihatan dan hard exudate memerlukan pengobatan untuk dapat
hilang. Oleh karena itu, dengan mendeteksi hard exudate akan membantu dalam
pencegahan kehilangan penglihatan, pendeteksian penyakit retinopati diabetik, dan
memantau keberjalanan pengobatan untuk menghilangkan hard exudate. Pada
penelitian ini, dilakukan pelatihan model segmentasi semantik hard exudate pada
dataset IDRiD menggunakan arsitektur U-Net dengan melakukan tuning parameter
fungsi aktivasi, fungsi loss, dan dropout. Ukuran input citra akan mempengaruhi
komputasi, semakin besar citra maka akan semakin berat beban komputasinya.
Telah terdapat penelitian yang merubah ukuran citra dengan ukuran 640 × 640,
960 × 640, dan 1440 × 960 untuk mensegmentasi hard exudate. Ukuran
1440 × 960 menghasilkan F1-score lebih tinggi dibandingkan 960 × 640, dan
AUPR lebih tinggi dibandingkan ukuran input 640 × 640. Dilakukan penelitian
untuk mengetahui pengaruh penggunaan ukuran input 640 × 640 dan 960 × 960.
Nilai F1-score hasil segmentasi adalah 0,6925 untuk ukuran 640 × 640 dan 0,6934
untuk ukuran 960 × 960. Nilai p-value antara hasil segmentasi 80 citra kedua
ukuran untuk metrik F1-score, akurasi, sensitivitas, spesifisitas, PPV, dan NPV
masing-masing menghasilkan nilai lebih dari 0,05 yang menandakan tidak ada
perbedaan signifikan antara ukuran dengan hasil segmentasi hard exudate.
Penyebab utama false positive pada hasil segmentasi adalah resampling yang
dilakukan untuk mengembalikan citra ke ukuran aslinya. Alasan lainnya adalah
misklasifikasi daerah reflektif pada retina seperti pembuluh darah retina serta
patologi-patologi lain yang memiliki kemiripan sifat, seperti drusen dan soft
exudate.